Konsumsi Vitamin C Tak Boleh Berlebihan, Begini Penjelasan Ahli
Ilustrasi konsumsi vitamin C (Mateusz Feliksik/Unsplash)

Bagikan:

SURABAYA - Selama pandemi, produk yang mengandung vitamin C laris di pasaran. Di sisi lain, masyarakat juga harus tahu bahwa konsumsi vitamin C tidak boleh berlebihan karena mampu meningkatkan risiko gangguan kesehatan yang berupa batu ginjal.

Aturan Konsumsi Vitamin C 

Dikutip dari ANTARA, Medical Senior Manager Kalbe Consumer Health, dr. Helmin Agustina Silalahi mengatakan bahwa Vitamin C berdasarkan beberapa data menjelaskan hubungan antara risiko batu ginjal dan vitamin C berlebih.

"Maka jangan dikonsumsi secara berlebihan," jelas dr. Helmin Agustina, Jumat 29 April.

Oleh karenanya, konsumsi vitamin C harus sesuai dengan aturan pakai atau dosis yang tercantum di kemasan produk.

"Vitamin C adalah salah satu vitamin yang larut dalam air, artinya akan diabsorbsi dalam tubuh kita, dan kalau sisa akan dibuang. Tapi ada vitamin C terbaru, dengan tambahan asam askorbat, bioflavonoid, dan asam lemak," katanya.

Tidak Terbuang Lewat Urin

Lebih lanjut dia menjelaskan tidak semua vitamin C yang terserap dalam tubuh akan dibuang melalui urin. Itu sebabnya konsumsi vitamin C tidak perlu terus-menerus. "Tubuh kita kan kebanyakan selnya ada lemaknya. Jadi sesuatu kalau ada fat-nya akan terserap dan diikat oleh lemaknya. Kalau vitamin C ini, karena tertahan dalam tubuh kita, maka tidak perlu khawatir, selanjutnya enggak perlu langsung minum lagi dan lagi," kata dia. 

PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) merilis produk vitamin C yang memiliki kandungan asam askorbat, bioflavonoid, dan asam lemak: H2 Pureway C Plus. Brand Manager H2 Health and Happiness, Henrietta Chrissel mengatakan H2 Pureway C Plus merupakan kombinasi antara Pureway C, vitamin D3, zinc, vitamin E, dan selenium.

"Fungsi selenium itu sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas, menurunkan risiko terkena infeksi. Jadi keseluruhan komposisinya bekerja sama untuk menjaga daya tahan tubuh secara optimal," kata Henrietta.

"Secara umum, selenium sudah sangat dikenal sebagai antioksidan. Apalagi kita sedang berada di kondisi menakutkan yang memicu berbagai penyakit. Dengan adanya selenium dan vitamin D, kita butuh untuk lebih percaya diri beraktivitas di tengah pandemi, apalagi saat puasa," kata dr. Helmin menambahkan. 

H2 Pureway C Plus baik dikonsumsi selama puasa, yakni setelah sahur, untuk memperkuat daya tahan tubuh menjalankan satu hari tanpa makan. Vitamin C ini juga aman dikonsumsi oleh masyarakat yang menderita gangguan lambung. Bahkan, untuk pasien GERD (gastroesophageal reflux disease).

"Salah satu keunggulan Pureway C itu less acidic. Maka, bisa dikonsumsi oleh Sahabat Kalbe yang memiliki gangguan maag, GERD, atau gangguan lain yang berkaitan dengan lambung, tanpa merasa mual. Karena biasanya, orang dengan penyakit GERD akan merasa mual kalau mengonsumsi vitamin C. Itu enggak enak banget karena seharian beraktivitas terganggu," pungkas Chrissel.