Terkait Kasus Pemisahan Kepala dan Badan Bayi, RSUD Jombang: Ibunya Akan Berisiko
RSUD Jombang, Jawa Timur. ANTARA (Dokumen)

Bagikan:

SURABAYA - Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang, Jawa Timur belakangan menjadi sorotan. RSUD Jombang diduga mengeluarkan kebijakan pemisahan kepala dan tubuh bayi dalam proses kelahiran dari ibu bernama Rohmah (29), warga Dusun Selombok, Desa Plemahan.

Terkait hal tersebut, manajemen RSUD Kabupaten Jombang angkat bicara.

RSUD Jombang Buka Suara

Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Jombang M Vidya Buana menjelaskan bahwa pasien bernama Rohmah adalah pasien rujukan dari Puskesmas Sumobito, Jombang. Ia dibawa ke RSUD pada hari Kamis, 28 Juli dengan indikasi keracunan kehamilan.

"Sesuai SOP, kami melakukan pemeriksaan awal dan didapatkan kondisi ibu baik dan sudah masuk fase aktif, artinya sudah ada pembukaan. Kemudian, posisi kepala janin juga sudah masuk ke dasar panggul," katanya dilansir ANTARA, Senin, 1 Agustus.

Dilakukan Observasi

Tim medis juga memutuskan untuk proses persalinan normal tanpa operasi sesar. Proses pembukaan ibu bayi sudah tujuh, sehingga terus dilakukan observasi.

"Setelah diobservasi, karena sudah pembukaan tujuh, persalinan harus pembukaan lengkap. Jadi, kami lakukan observasi sambil melihat proses kemajuan janin, dan ternyata bisa sampai pembukaan lengkap. Tim kami melakukan pertolongan persalinan," ujarnya.

Proses persalinan berhasil hingga kepala janin keluar. Namun, setelah itu terjadi kemacetan saat proses kelahiran. "Macet di pundak," ucapnya.

Upaya Petugas Medis

Petugas medis, kata dia, terus berupaya memberikan pertolongan dengan berbagai cara. Hingga sekitar 10 menit belum membuahkan hasil, anggota tubuh masih di dalam kandungan ibu, hingga kemudian bayi meninggal dunia.

"Ini tidak bisa diselamatkan bayinya, kami selamatkan ibunya. Bisa saja dipaksakan, namun ibunya akan berisiko. Bisa jadi nanti kondisi ibu terjadi perdarahan, tidak bisa selamat dua-duanya," kata dia.

Beberapa Opsi

Ada beberapa opsi yang diambil tim medis saat menyelamatkan pasien, namun akhirnya dipilih untuk melakukan tindakan dekapitasi (pemutusan atau pemenggalan leher janin).

"Kondisi bayi tidak bisa diselamatkan, sehingga prioritas petugas kami fokus menyelamatkan kondisi ibu. Kalau ini kemudian dipaksakan, bisa jadi ibu akan mengalami robek jalan lahir dan kondisi lainnya, sehingga mau tidak mau dilakukan operasi untuk mengangkat janin. Tapi, karena kondisi separuh sudah keluar, kepala sudah lahir, maka diputuskan dilakukan proses dekapitasi," ujar dia.

Kondisi Pasien

Pihak rumah sakit sudah memberikan informasi terkait dengan hal itu kepada keluarga korban, sehingga dilakukan operasi. Saat ini kondisi pasien Rohmah sudah membaik, namun masih perlu dilakukan perawatan. Jika dari hasil pemeriksaan laboratorium ada kemajuan, pasien diizinkan untuk pulang.

Sementara itu, terkait dengan permintaan operasi sesar, dr Vidya menjelaskan saat dibawa ke rumah sakit dari Puskesmas Sumobito, Jombang tidak menyebutkan bahwa harus dilakukan Pro-SC (Operasi Cesar) terhadap pasien Rohmah. Dari Puskesmas hanya menjelaskan terkait dengan preeklamsia. Dari riwayat, ibu bayi mempunyai hipertensi.

Viral di Media Sosial

Kejadian meninggalnya bayi viral di media sosial Twitter oleh akun @MinDesiyaa, Minggu (31/7). Pemilik akun adalah kerabat dari pasien yang menjelaskan terkait dengan musibah yang dialami saudaranya.

Melalui akun tersebut, pemilik akun menuliskan peristiwa yang dialami adik sepupu dan istrinya. Pemilik akun menyebut pasangan adik sepupu dan sepupunya sebagai Feri dan Ria.

Bayi Meninggal

Karena diduga terjadi kesalahan saat persalinan, anak pertama dari adik sepupu dan istrinya meninggal dunia di tengah persalinan.

Bayi dari saudaranya Yopi Widianto (26) dan istri, Rohmah meninggal dunia saat proses persalinan.