Banyak Dijual di Pasaran, Ternyata Ada Banyak Alasan Mengapa Kita Harus Berhenti Konsumsi Ikan Kakatua
Ikan kakatua (Foto twitter/BKIPMPadang)

Bagikan:

Bagi pecinta ikan laut, ikan kakatua atau parrot fish mungkin cukup familiar jadi menu kuliner di Indonesia. Ikan cantik yang populer dikonsumsi di Indonesia itu berasal dari keluarga scaridae dan memiliki berbagai nama, mulai dari blue parrot fish, green humphead parrot fish, rainbow parrot fish, stoplight parrot fish, dan scarus.

Seperti ikan hias, ikan kakatua juga memiliki warna yang cantik. Hal itu yang membuat sebagian orang merasa tertarik untuk mengonsumsinya. Padahal banyak peneliti dan pakar lainnya yang menganjurkan untuk tak lagi mengonsumsi ikan kakatua. Lalu, apa alasan kita harus berhenti makan ikan kakatua?

Mengenal ikan kakatua

Ikan kakatua adalah spesies ikan laut yang habitatnya berada di perairan dangkal tropis dan subtropis di seluruh dunia. Ikan ini memiliki warna tubuh yang cantik seperti warna biru motif hijau, atau putih. Disebut dengan kakatua karena memiliki kepala yang mirip dengan burung kakatua.

Ikan ini memiliki tekstur daging yang lembut namun padat, sehingga cocok untuk diolah ke dalam berbagai menu masakan. Tak hanya dagingnya, sisik ikan ini juga bisa diolah menjadi gelatin, bahan dasar kapsul obat dan suplemen kecantikan.

Alasan ikan kakatua tak boleh dikonsumsi

Meski banyak dijual di pasaran, banyak peneliti yang menyarankan kepada masyarakat agar tak mengonsumsi ikan ini. Bahkan, mantan Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti, sempat memberikan imbauan terkait ikan kakatua.

Saat itu Susi, melalui akun Twitternya, menjawab pertanyaan yang diajukan oleh akun @animalfess2, Senin, 27 Juli 2020. Ia bertanya apakah ikan kakatua boleh dikonsumsi. Menjawab hal itu, Susi mengatakan bahwa ikan tersebut sebaiknya jangan dijadikan opsi makanan.

"Kalau adanya ikan ini ya apa boleh buat..tapi kalau ada jenis ikan lain ya lebih baik," jawab Susi lewat akun Twitter pribadinya.

Sedangkan berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di journal Geology dan dilakukan di Maladewa mengatakan, ikan kakatua mampu menghasilkan sedimen pasir baru lebih dari 85% pada terumbu karang di sekitar pulau-pulau yang mereka huni.

Profesor Chris Perry dari jurusan Geografi di Universitas Exeter, penulis utama dalam studi tersebut menjelaskan bahwa parrotfish sangat penting untuk kesehatan terumbu karang. Hal itu terjadi karena ikan kakatua membantu mengontrol pertumbuhan alga dan mempromosikan perekrutan karang.

Harga ikan kakatua di Indonesia

Hingga saat ini, ikan kakatua masih dijual secara bebas di pasaran. Tak hanya dijual di lapak tradisional, ikan kakatua juga dijual di marketplace salah satunya Shopee. Dari hasil penelusuran, ikan yang juga familiar dikenal ikan betet ini dijual dengan harga Rp40.000 hingga Rp60.000 per kilogram. Adapun warna ikan kakatua yang banyak dijual berwarna biru kehijauan.

Selain informasi terkait ikan kakatua, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.