LUMAJANG - Terputusnya jembatan Gladak Perak, di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur yang saat ini putus karena erupsi Semeru mendapat perhatian pemerintah. Saat ini tengah diupayakan pembangunan kembali akses penting di wilayah tersebut.
Menentukan Konstruksi Jembatan
Sebagai tindak lanjut, saat ini Tim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) mengambil contoh tanah hingga batuan keras di sekitar jembatan.
BACA JUGA:
Tenaga Ahli Bidang Kebencanaan Bupati Malang, Bagyo Setiono menjelaskan, pengambilan sampel dilakukan agar tim bisa menentukan jenis konstruksi seperti apa yang akan dipergunakan untuk membangun jembatan tersebut.
"Tim dari PUPR mengambil sampel tanah sampai batuan yang paling keras di kedalaman berapa. Hal itu nantinya sebagai pertimbangan untuk membuat rencana pembangunannya," jelas Bagyo dikutip Antara, Kamis, 9 Desember.
Sampai saat ini belum bisa diketahui detil konstruksi bangunan jembatan baru yang nantinya menghubungkan wilayah Kabupaten Malang dengan Kabupaten Lumajang tersebut. Tapi, ada kemungkinan posisi jembatan baru akan lebih tinggi daripada jembatan lama yang saat ini terputus karena diterjang lahar, saat Gunung Semeru meletus pada 4 Desember 2021.
"Ini akan segera dibangun ulang, mungkin konstruksinya akan ditinggikan jembatannya. Ini merupakan reaksi cepat dari PUPR, dalam hal ini pihak balai besar jalan nasional," katanya.
Pengambilan Sampel Tanah di Sekitar Jembatan
Pengambilan sampel tanah di lokasi runtuhnya Jembatan Gladak Perak, dilakukan kurang lebih sepuluh meter dari ujung sisa jembatan. Pengambilan contoh tanah tersebut, dilakukan oleh kurang lebih sepuluh orang.
Bagyo menambahkan, pengambilan contoh tanah tersebut akan dilakukan pada dua sisi, baik dari sisi yang berdekatan dengan wilayah Kabupaten Malang, dan sisi yang berada di wilayah Kabupaten Lumajang.
Untuk saat ini, pengambilan contoh tanah dilakukan pada sisi yang bisa diakses dari wilayah Kabupaten Malang. "Ini akan dilakukan pada dua titik, di sini dan di seberang sana," katanya.
Tim Melakukan Pengeboran hingga Puluhan Meter
Sementara itu, Koordinator Tim Bor Balai Jalan Raya Jawa Timur, Mariyono menambahkan pengambilan sampel dilakukan dengan cara melakukan pengeboran kurang lebih sedalam 30 meter, termasuk mengecek kontur tanah dan batuan terkeras.
"Rencana kedalaman kurang lebih 30 meter, tapi itu akan dilanjutkan kalau belum bertemu dengan batuan terkeras," katanya.
Untuk pengambilan contoh tanah di sisi yang berada di Kabupaten Lumajang, lanjutnya, akan dilakukan oleh tim berbeda. Namun, pengambilan contoh tanah tersebur juga masih harus menunggu proses evakuasi jalan rusak yang terhempas aliran lahar.
"Untuk dari sisi Lumajang timnya berbeda. Namun masih menunggu proses evakuasi jalan, karena masih tertutup longsor," katanya.
Sebagai informasi, akses dari Kabupaten Malang menuju Kabupaten Lumajang saat ini putus total. Jembatan Gladak Perak tersebut putus runtuh akibat terjangan lahar pada saat Gunung Semeru meletus.