Luhut Sebut Karakteristik COVID-19 Terbaru Diprediksi 2 Kali Lebih Mematikan dari Flu Biasa
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Dok. Kemenko Marves)

Bagikan:

SURABAYA - Pandemi COVID-19 disebut terus bermutasi. Namun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Pandjaitan mengatakan bahwa karakteristik COVID-19 terbaru saat ini lebih jinak dibanding COVID-19 di awal pandemi.

Karakteristik COVID-19 Terbaru Lebih Jinak

Dari data yang pemerintah dapat dari studi di luar negeri, terdapat penurunan tingkat kematian karena COVID-19 seiring dengan perkembangan mutasi virusnya. Untuk saat ini, COVID-19 punya tingkat kematian hanya 2 kali lebih dari flu biasa.

"Pada pertengahan tahun 2020 COVID-19 dideteksi 13 kali lebih mematikan dari flu biasanya. Namun pada awal tahun 2022 COVID-19 diprediksi hanya 2 kali lebih mematikan dari flu," ucap Luhut dalam konferensi pers virtual, Senin, 14 Februari.

Omicron Lebih Mudah Menular

Luhut melanjutkan, dari beberapa data juga mengatakan bahwa Omicron yang kini mendominasi mutasi COVID-19 memang lebih mudah menular, namun hanya menimbulkan gejala ringan dibanding COVID-19 varian Delta di pertengahan 2021 lalu.

"Kondisi varian ini akan menjadi sangat berbahaya ketika kenaikan kasus yang ada berkali-kali lipat dari Delta sehingga keterisian rawat inap rumah sakit juga meningkat tinggi. Namun melihat kondisi hari ini, saya yakin kemungkinan itu dapat kita hindari," jelas Luhut.

Kasus Omicron Belum Setinggi Delta

Melihat kondisi perawatan rumah sakit rujukan COVID-19 saat ini, Luhut menuturkan bahwa keterisian tempat tidur perawatannya juga belum setinggi penyebaran varian Delta.

"Sudah sejak 44 hari dari sejak 1 Januari 2022, kasus puncak periode Omicron sampai dengan saat ini belum melebihi puncak Delta di tahun lalu. Padahal jika kita merujuk negara lain, puncak Omicron bisa 3 sampai 4 kali lebih tinggi dari puncak Delta," urai Luhut.

Tingkat rawat inap RS dan tingkat kematian juga masih lebih rendah daripada periode Delta," tambahnya.