SURABAYA - Kemunculan wabah penyakit ternak di Jatim mendapat respon serius dari beberapa pihak, termasuk dari Pemerintah kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Dinas Pertanian (Dispertan) meminta agar peternak di Gresik untuk sementara waktu tak mendatangkan hewan ternak baru demi mencegah tersebarnya penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah tersebut.
BACA JUGA:
Pencegahan Wabah Penyakit Ternak
Kepala Dispertan Gresik Eko Anindito Putro menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran kepada peternak terkait hal ini.
"Sebab penularannya cukup cepat. Virus PMK bisa bertahan hingga 40 hari di dalam diri hewan dengan masa inkubasi tiga sampai empat minggu. Saat ini kami terus melakukan penelusuran sejauh mana penyebarannya," kata dia di Gresik, Selasa 10 Mei.
Ia mengatakan, kali pertama mendapatkan laporan adanya kasus PMK yakni berasal dari Desa Sooko, Kecamatan Wringinanom di mana ada puluhan hewan ternak terserang PMK.
Ciri Hewan Terserang PMK
Ia menyebut ciri-ciri hewan yang terserang PMK yakni mulut sariawan, keluar busa, hidungnya keluar cairan, demam, nafas tersengal, hingga ada luka di kaki.
"PMK ini cukup ganas. Sebab penyakit ini membuat hewan kehilangan berat badan, cacat, hingga mati," ujarnya melansir Antara.
Hingga saat ini, Dispertan Gresik mencatat ada tujuh kecamatan yang ternaknya terserang PMK, yakni Wringinanom, Driyorejo, Kedamean, Menganti, Balongpanggang, Benjeng, dan Cerme.
Dilakukan Penanganan Sementara
Saat ini Dispertan Gresik memiliki keterbatasan dokter hewan dan telah meminta bantuan dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).
"Untuk sementara ini penanganan yang dilakukan yakni membatasi akses keluar masuk hingga pemberian obat-obatan. Untuk vaksin masih menunggu rekomendasi kementerian itu," tandasnya.
Artikel ini telah tayang dengan judul Wabah Penyakit Mulut dan Kuku, Peternak Gresik Diminta Setop Datangkan Hewan Ternak.
Selain terkait wabah penyakit ternak, dapatkan informasi dan berita daerah Jawa Timur melalui VOI Jatim.