SURABAYA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Surabaya, Jawa Timur mengajak tiga kepala daerah untuk mendorong pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) setempat lewat Surabaya Business Forum (SBF). Ketiga kepala daerah tersebut adalah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, dan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani. Mereka diajak untuk perkokoh UMKM Jawa Timur.
Mendorong Pertumbuhan UMKM Jawa Timur
Melalui siaran persnya di Surabaya, Minggu, Ketua HIPMI Surabaya M Luthfy menjelaskan bahwa SBF diadakan demi memperkuat kolaborasi tiga kepala daerah dalam mendorong UMKM.
BACA JUGA:
"Kita semua beruntung memiliki kepala daerah yang tidak hanya muda dan visioner, tetapi juga punya semangat kolaborasi,” ucapnya.
Program untuk UMKM Surabaya
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengaku bahwa pihaknya punya banyak program pemberdayaan UMKM. Salah satunya yaitu mengalokasikan 40 persen APBD untuk belanja yang dilakukan UMKM.
"Jadi mulai paving, kebutuhan seragam gratis untuk pelajar, sepatu gratis untuk pelajar, dan sebagainya, semua dikerjakan UMKM," kata Eri.
Surabaya juga memiliki aplikasi e-Peken yang menjadi sarana bagi belasan ribu ASN untuk berbelanja ke UMKM Kota Pahlawan.
Setiap bulan transaksinya sudah berkisar Rp10 miliar.
UMKM di Sidoarjo
Sedangkan Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, pemberdayaan UMKM di wilayahnya dilakukan secara terintegrasi, mulai dari permodalan, pelatihan, hingga fasilitasi pemasaran.
"Soal permodalan, Sidoarjo memiliki program KUR Sayang dengan bunga hanya 3 persen per tahun," kata Gus Mudhor, panggilan akrabnya.
Lalu ada program Kartu Usaha Perempuan Mandiri (KURMA) yang memberikan hibah modal untuk kelompok perempuan di lebih dari 8.000 RT se-Sidoarjo.
"Kami ingin dengan permodalan yang mudah, tumbuh semakin banyak UMKM dan usaha-usaha baru yang bisa mempercepat pemulihan ekonomi,” ujarnya.
UMKM di Gresik
Sementara itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan, UMKM memang menjadi pilar perekonomian di daerahnya.
Pemkab Gresik fokus mendampingi UMKM agar bisa mengekspor produknya ke luar negeri.
Berbagai pihak dikolaborasikan untuk tujuan tersebut, termasuk Ditjen Bea Cukai dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
“Untuk UMKM, kami sangat concern mendampingi. Ada banyak yang sudah ekspor. Ketika pasarnya semakin luas, tentu produksinya naik, ujungnya adalah pembukaan lapangan kerja yang lebih besar bagi masyarakat,” ujar Fandi.