Wali Kota Eri Cahyadi Sekarang Bolehkan Pedagang di Surabaya Dagang Sampai Tengah Malam
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

SURABAYA – Pedagang di Surabaya kini bisa bernapas sedikit lebih lega. Pasalnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengizinkan penjual berdagang hingga tengah malam, dimulai pukul 18.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB. Hal itu dilakukan untuk menggerakkan kembali roda ekonomi di kala pandemi.

Dilansir dari Era.id, Eri Cahyadi di Surabaya, Rabu (22/9/2021), mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan ke Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Camat, bahwa saat ini sudah waktunya untuk menguatkan lagi perekonomian.

"Petugas Satpol PP, Linmas, dan Kecamatan akan jaga penerapan prokes di sana, bukan untuk membubarkan," ujarnya.

Pedagang di Surabaya Diminta Terapkan Prokes

Kebijakan tersebut, merupakan bagian dari beberapa penyesuaian aturan dalam perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali yang berlaku hingga 4 Oktober 2021.

Penyesuain lainnya adalah uji coba pembukaan pusat perbelanjaan/mal/pusat perdagangan bagi anak-anak berusia 12 tahun ke bawah dan pelonggaran jam operasional bagi pedagang.

Eri mengatakan, berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 43 Tahun 2021, anak-anak berusia 12 tahun ke bawah kini diperbolehkan untuk memasuki pusat perbelanjaan/mal/pusat perdangangan. Aturan ini hanya berlaku di empat wilayah, salah satunya di Kota Surabaya.

Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Jangan sampai, dengan diberlakukannya pelonggaran PPKM itu, masyarakat hanyut dalam euforia.

"Prokes diterapkan, masker dipakai, meja yang hanya untuk dua orang, diisi dua orang saja, dan jaraknya juga harus dijaga sambil sosialisasi ke pembeli. Ini waktunya ekonomi bergerak. Kalau ekonomi bergerak, itu juga untuk masyarakat sendiri. Makanya, tolong dijaga," ujarnya, seperti dikutip dari Antara.

Eri memerintahkan petugas di lapangan untuk terus mengingatkan kepada masyarakat agar menerapkan prokes. Namun, ia meminta kepada petugas ketika menegur masyarakat harus dengan pendekatanan yang humanis.

"Itu wargaku, warga Surabaya yang butuh makan dan ekonomi bergerak. Jangan pernah menegur pakai marah dan emosi," katanya. 

Selain terkait pedagang di Surabaya, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.