Gerakkan UMKM di Surabaya, Wali Kota Eri Minta Sapol PP Tak Asal Gusur
Ilustrasi Petugas Satpol PP menertibkan PKL dan UMKM di Surabaya (ANTARA-HO-Diskominfo Surabaya)

Bagikan:

SURABAYA - Selama pandemi COVID-19, Wali Kota Eri Cahyadi meminta untuk tak asal gusur gusur pedagang kaki lima (PKL) dan UMKM di Surabaya tanpa solusi.

"Saya perintahkan Satpol PP untuk tidak asal gusur," kata Wali Kota Eri Cahyadi di Surabaya, Senin 21 Februari dikutip dari Antara.

UMKM di Surabaya Tak Boleh Asal Digusur

Ia mengatakan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, pemko tengah intens menggerakkan kantong-kantong usaha mikro kecil menengah (UMKM), mulai dari Kampung Wisata Kue di kawasan Rungkut, pengembangan Tunjungan Romansa, pelibatan UMKM dalam produksi seragam-sepatu pelajar, dan sebagainya.

"Kami akan rangkai semuanya menjadi sebuah gerakan menggeliatkan UMKM agar omzetnya naik, dan berujung ke pembukaan lapangan kerja," lanjutnya.

Walkot Eri juga berjanji akan melakukan pengembangan dan penataan PKL. Dengan demikian nantinya tak ada konsep gusur tanpa solusi.

"Kami kembangkan solusi-solusi penataan karena bagaimanapun PKL adalah warga Surabaya yang mencari makan dengan penuh perjuangan, mereka sangat mulia karena tidak mau menyerah berjuang untuk keluarga, dan tidak berpasrah diri ingin masuk kelompok MBR," tutur Eri Cahyadi.

Namun, lanjut dia, setelah diberi tempat berdagang yang representatif, aturan-aturannya tetap harus dipatuhi oleh PKL.

Program Padat Karya

Sebelumnya, Wali Kota mengatakan, pihaknya juga menyiapkan tiga strategi guna mengoptimalkan program padat karya yang bertujuan menggerakkan kembali roda perekonomian di Kota Surabaya yang terdampak selama pandemi COVID-19.

Tiga strategi yang dimaksud adalah padat karya berbasis UMKM, optimalisasi dan percepatan belanja APBD serta kolaborasi korporasi besar maupun investor untuk bermitra dengan UMKM.

"Saat ini Pemerintah Kota Surabaya sudah menyiapkan sejumlah program intervensi untuk UMKM dan PKL," katanya.