Melihat Trik Ilham Saputra Menangkis Godaan saat Duduk di Kursi KPU RI
Ilham Saputra. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Bagikan:

SURABAYA – Ilham Saputra menambah daftar putra daerah Aceh yang dipercaya sebagai pemegang pucuk pimpinan KPU. Sebelumnya Putra Aceh lainnya yang memegang jabatan ini adalah  Prof. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin, MA, yang menjabat Ketua KPU RI periode 2003-2008.

Menduduki jabatan sebagai komisioner Plt. Ketua dan kini Ketua defenitif membuat  Ilham Saputra harus ekstra hati-hati. Ia tak boleh masuk dalam lubang yang sama seperti pendahulunya yang harus merelakan jabatannya. “Sebagai anggota KPU kami berupaya untuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan. Misalnya memanipulasi suara, kemudian juga melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan moralitas,” ujar pria yang hobi sepak bola dan bersepeda ini.

Ilham Saputra Punya Rekam Jejak yang Baik

Sebelum menjadi  duduk di singgasana Ketua KPU RI,  menggantikan Arief Budiman yang nonaktif karena terkait masalah etika dan hukum, ia memang sudah menjadi komisioner KPU RI.

Ilham memiliki rekam jejak yang dalam dunia pemilihan. Ia juga sudah berkutat dalam organisasi yang fokus pada persoalan Pemilu (Pemilihan Umum). Sejak 1999 hingga 2004 ia terlibat dalam Program Officer Center for Electoral Reform. Dia juga menjabat sebagai wakil Ketua Komisi Independen Pemilihan Aceh merangkap anggota 2008-2013.

Sebagai pejabat yang melajutkan masa jabatan Ketua KPU sebelumnya, ia tak muluk-muluk, tugas utamanya adalah melaksanakan beberapa Pemilihan Suara Ulang (PSU) dan menyiapkan agenda Pemilu dan Pilpres yang akan datang.

Kepada Iqbal Irsyad, Edy Suherli, Savic Rabos, dan  Irfan Meidianto dari VOI ia bercerita banyak saat dilakukan sesi wawancara dan pemotretan  di Kantor KPU RI, Jl. Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, belum lama ini. Salah satu pertanyaan tim adalah bagaimana ia menangkis godaan saat menduduki jabatannya di KPU RI

Ilham Saputra Punya Pengalaman dengan Godaan Besar

Saya sudah berpengalaman, sebelumnya saya sudah pernah di Wakil Ketua Komisi Independen pemilihan Aceh atau KPU yang ada di Aceh. Saya menghindari bertemu orang.

Biasanya orang itu datang saat rekapitulasi, mereka mencoba mengubah suara. Kalau sudah begitu saya selalu menghindari pertemuan-pertemuan yang mengajak di luar.

Ada juga yang coba datang  ke rumah saya, lansung ditemui oleh kerabat saya dengan bawa koper dan sebagainya. Ketika ada sidang MK terkait dengan hasil Pemilu itu biasanya juga banyak sekali yang kemudian menghubungi, tetapi saya percaya bahwa saya bekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Saya tidak berani melanggar apa yang saya janjikan/sumpah. Ini soal prinsip dan hal seperti itu harus dijaga. Kalau mau kaya ya bisnis saja di luar, jangan di KPU.

Baca artikel selengkapnya di VOI dengan judul Eksklusif, Begini Trik Ilham Saputra Melawan Godaan di Singgasana KPU RI.