SURABAYA - Indonesia memang surganya produk tembakau yang berupa rokok. Tak heran banyak perokok dari kalangan masyarakat. Patut diketahui bahwa perokok berpotensi terserang penyakit berbahaya, salah satunya adalah PPOK.
PPOK adalah kepanjangan dari Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Penyakit tersebut disebabkan karena pajanan polusi udara atau zat beracun seperti yang ada pada asap rokok. PPOK juga jadi penyakit paling berbahaya nomor tiga di dunia.
BACA JUGA:
Mengenal Penyakit PPOK yang Kerap Diderita Perokok
Menjelaskan hal tersebut, Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengungkapkan bahwa penyakit PPOK sampai saat ini di Indonesia ada 4,8 juta kasus menurut survei yang ada.
"Terutama terjadi pada usia tua dan mereka yang terpajan polusi udara dan asap rokok, paling banyak disampaikan adalah akibat asap rokok," kata Dr dr Susanthy Djajalaksana Sp.P(K) FISR dikutip dari ANTARA.
Patut diketahui bahwa PPOK adalah penyakit yang menyebabkan peradangan di saluran pernapasan yang sifatnya lama kelamaan akan semakin berat atau memburuk.
Fungsi saluran napas penderita PPOK akan terus memburuk apabila tidak diobati dengan benar guna mencegah terjadinya pemburukan.
Penyebab PPOK
PPOK diakibatkan oleh pajanan zat beracun, polusi, atau iritan lainnya pada saluran napas. Pajanan asap rokok dan polusi udara yang terlampau sering paling banyak menjadi penyebab munculnya penyakit tidak menular ini.
Pajanan asap rokok didapatkan bukan hanya dari perokok itu sendiri, tapi bisa juga orang yang tidak merokok namun sering berada di lingkungan orang yang merokok.
Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengungkapkan bahwa perokok sangat rentan terkena penyakit mematikan nomor tiga di dunia yaitu Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) yang disebabkan oleh pajanan polusi udara atau zat beracun seperti yang ada pada asap rokok
Gejala PPOK
Gejala yang dialami oleh penderita PPOK adalah sulit bernapas atau sesak. Begitu seseorang terkena penyakit PPOK, maka fungsi saluran pernapasan penderitanya tidak akan pernah bisa kembali ke kondisi normal. Oleh karena itu terapi pengobatan PPOK dilakukan seumur hidup pasiennya dengan tujuan mencegah mengarah ke kondisi yang lebih buruk, bukan untuk memperbaiki fungsi organ.
Orang yang menderita PPOK sangat rentan terkena penyakit lainnya mulai dari penyakit jantung iskemik, COVID-19, atau bahkan kanker paru. Ketika seorang penderita PPOK terkena penyakit lain tersebut, maka tingkat keparahannya lebih berat dibandingkan dengan orang tanpa PPOK.
Awal Mula PPOK
PPOK merupakan penyakit yang ditemukan pada tahun 1990 dan merupakan penyakit penyebab kematian nomor enam di dunia. Para peneliti memprediksi PPOK akan menjadi penyakit penyebab kematian lebih berbahaya.
Pada 2002 penderita PPOK terus meningkat menjadi penyebab kematian nomor lima di dunia. Peneliti juga memprediksi peringkat penyebab kematian akibat PPOK terus menanjak pada 2020, namun pada 2019 PPOK telah menjadi penyakit penyebab kematian nomor tiga dunia dengan lebih dari 300 juta kasus di seluruh dunia setiap tahunnya.