Sudah Tidur Tapi Tetap Lelah? Kenali Dulu 7 Tipe Istirahat yang Harus Anda Perhatikan
Ilustrasi salah satu tipe istirahat yang bisa mengurangi rasa lelah (Unsplash/Omid Armin)

Bagikan:

SURABAYA - Tidur adalah bagian penting dari kesehatan. Idealnya, tidur berkualitas menghabiskan waktu 6-7 jam. Namun, kadang durasi tersebut tak cukup untuk mengurangi lelah. Ternyata tidur memang tak selamanya menyembuhkan rasa lelah. Untuk itu, Anda harus mengenali 7 tipe istirahat selain tidur.

Tak selamanya kelelahan bisa diselesaikan dengan tidur. Tubuh memang perlu melakukan proses restoratif yang didapat ketika tidur. Namun, ada tipe istirahat lain yang ternyata dibutuhkan oleh manusia. Berikut, rekomendasi Sandra Dalton-Smith, MD., dilansir laman TED, Rabu, 1 Desember.

1. Mengistirahatkan Raga

Menurut Dalton-Smith, istirahat fisik bisa dengan tidur atau menghabiskan waktu santai dengan posisi tubuh rileks, misalnya berguling-guling di sofa di beranda rumah. Pakar tidur di Sleep Cycle, Frida Rangtell, Ph.D., mengatakan, jika tidur malam hari kurang atau tidak nyenyak, tidur pada siang hari memiliki efek restoratif.

Olahraga seperti yoga, terapi pijat, atau peregangan juga tergolong sebagai istirahat fisik. Jadi, yang biasanya duduk bekerja, maka sempatkan waktu untuk istirahat fisik dengan olahraga.

2. Mengistirahatkan mental

Istirahat mental perlu dilakukan untuk mengatasi ‘kabut otak’ dan menjaga kesehatan mental. Di tengah-tengah bekerja, tiba-tiba otak enggak bisa diajak berpikir, maka saatnya istirahat selama 10 menit dengan jalan-jalan sebentar, ambil camilan, ambil napas dalam-dalam, atau gunakan untuk mengambil jeda istirahat.

Saran Dalton-Smith, jika Anda mengalami hari yang sangat menegangkan, mungkin saat yang tepat untuk mengistirahatkan pikiran dengan tidak membuka gawai maupun komputer.

3. Mengistirahatkan sensorik

Disadari atau tidak, indra Anda diliputi oleh banyak sekali rangsangan sepanjang hari. Mulai dari cahaya komputer, kebisingan notifikasi dari gawai, percakapan orang yang duduk di belakang Anda, dan kebisingan lain yang membuat indra kewalahan.

Jika dibiarkan, menurut Dalton-Smith, bisa menyebabkan sindrom kelebihan sensorik. Maka cobalah untuk matikan lampu, tutup mata selama beberapa menit untuk mengisi ulang energi.

4. Mengistirahatkan kreatif

Apabila Anda bekerja di bidang kreatif, sangat penting menjadwalkan waktu istirahat kreatif. Istirahat kreatif dibutuhkan ketika merasa terkuras secara kreatif. Saran Dalton-Smith, cobalah berjalan-jalan tanpa tujuan. Tinggalkan ponsel Anda dan nyalakan musik atau berjalan sambil bernyanyi dan menari. Rangtel juga menyarankan, duduk membaca buku atau menonton film bisa sangat menginspirasi.

5. Mengistirahatkan emosional

Berkata ‘tidak’ menurut Dalton-Smith juga merupakan cara sederhana untuk istirahat emosional. Cobalah mengambil jeda pada aktivitas yang memicu tensi emosional Anda meningkat. Istirahat emosional perlu dilakukan karena setiap orang perlu ruang dan waktu untuk mengekspresikan perasaan secara bebas. Istirahat emosional juga membutuhkan keberanian untuk menjadi otentik, lho.

6. Mengistirahatkan sosial

Harapan orang lain terhadap Anda acap kali jadi beban. Ketika kian memberat, inilah saatnya untuk istirahat sosial yang menyegarkan. Misalnya dengan membuat daftar orang-orang dalam hidup yang menurut Anda sangat mendukung atau bisa jadi support system. Buat juga daftar orang-orang yang menurut Anda menguras tenaga, menuntut, dan melelahkan.

Saran Dalton-Smith, sudah saatnya menghabiskan lebih banyak waktu dengan kelompok yang mendukung hidup Anda dan sesedikit mungkin dengan kelompok yang membuat Anda lelah.

7. Mengistirahatkan rohani

Jenis istirahat yang terakhir ini ialah tipe istirahat yang dilakukan untuk terhubung di luar fisik dan mental serta merasakan penerimaan, cinta, dan tujuan yang mendalam. Untuk melakukan istirahat rohani, cobalah terlibat dalam sesuatu yang lebih besar dari diri Anda sendiri. Tambahkan dengan doa, meditasi, atau keterlibatan komunitas ke dalam rutinitas harian Anda.