Alasan Seseorang Bisa Perfeksionis, Ini Dia Jawabannya
Ilustrasi alasan seseorang bisa perfeksionis (Unsplash/Icons8 Team)

Bagikan:

SURABAYA - Patut diketahui bahwa perfeksionis bisa dipicu tekanan dari dalam diri. Tekanan tersebut akan menuntut Anda untuk menghindari kegagalan atau penilaian buruk pada kepribadian dirinya. Lalu, apa alasan seseorang bisa perfeksionis?

Aspek dalam sifat perfeksionis

Setidaknya ada 3 aspek yang berbeda dalam sifat perfeksionis, dilansir Psychology Today, Rabu, 22 Desember.

Pertama, orientasi diri menjadi perfeksionis yang seringkali memiliki keinginan enggak realistis menjadi diri yang sempurna.

Kedua, menetapkan standar untuk orang lain menjadi sempurna dan enggak realisits untuk dicapai. Ketiga, ekspektasi yang enggak realistis karena menginginkan hasil sempurna.

Sifat perfeksionis memang bukan bagian dari penyakit mental, namun mampu memicu gangguan pada kesehatan mental yang berujung pada perilaku kompulsif, seperti gangguan obsesif-kompulsif (OCD) dan gangguan kepribadian obesesif-kompulsif (OCPD).

Alasan seseorang bisa perfeksionis

Seseorang dengan sifat perfeksionis bukan tanpa alasan, dilansir PsychCentral, berikut faktor yang mendorong sifat tersebut pada seseorang.

1. Lingkungan kurang realistis

Pola asuh pada masa kanak-kanak besar memengaruhi pembentukan karakter. Seseorang yang diasuh dengan pola yang memiliki harapan tinggi bahkan tidak realistis tanpa disadari menetapkan kesempurnaan sebagai standar. Misalnya, orang tua meminta anak selalu mendapatkan nilai A di sekolah.

2. Kerap dihukum

Kesalahan adalah tempat belajar, tetapi bagi orang tua yang memberikan hukuman keras ketika anak melakukan kesalahan, jadi tanpa sadar membentuk anak berstrategi menghindari kesalahan dengan menjadi sempurna. Seseorang dengan sifat perfeksionis, mungkin pernah menerima hukuman berat dari orang tuanya, teriakan, perlakuan yang memalukan, hukuman fisik, bahkan perlakuan diam atau abai dari orang tua.

3. Perhatian dari orang terdekat kurang

Anak-anak memiliki keinginan yang kuat untuk menyenangkan orang dewasa. Mereka tidak memiliki keterampilan berpikir atau pengalaman hidup untuk memahami bahwa orang dewasa juga melakukan kesalahan.

Ketika orang dewasa memberi tahu pada anak-anaknya bahwa ia telah gagal, tidak pintar, terlalu gemuk, maka anak bisa menginternalisasi pesan tersebut. Kemudian anak-anak percaya bahwa dengan menjadi yang diinginkan oleh orang tuanya, adalah cara terbaik tidak mendapatkan ultimatum keras.

4. Kerap dipuji secara berlebihan

Perfeksionisme juga dapat dipelajari oleh anak-anak yang tumbuh di sekitar orang tua yang sangat sukses dan perfeksionis. Mereka mencontoh cara berpikir dan bertindak orang tuanya. Perfeksionisme juga didorong ketika mereka masih kanak-kanak menerima pujian yang berlebihan atas prestasi yang didapat, bukan dari usaha atau kemajuan mereka.

5. Ambisi jadi sempurna di tengah kekacauan

Menjadi sempurna juga bisa menjadi pertahanan terhadap rumah yang kacau dan perasaan yang tidak aman. Seseorang perfeksionis bahkan bisa menganggap diet ketat sebagai kontrol untuk mengukur pola kemungkinan yang tak terduga.