SURABAYA - Ternyata ada banyak pasangan menutup mata saat bercinta. Meski tak terlalu mengganggu dari kacamata seks edukasi, kadang ada pula yang merasa penasaran alasan di balik hal tersebut. Ahli memberikan tiga penjelasan terkait hal itu.
Wajah dan Interaksi Pasangan
Berdasarkan studi yang dilakukan Meylin Bolmot dan rekan pada tahun 2014 dan dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science, saat bercinta, wajah berperan dalam menyampaikan informasi untuk interaksi sekaligus menarik perhatian dengan cara unik.
BACA JUGA:
Dari studi tersebut, saling pandang ternyata adalah indikasi ketertarikan termasuk ketertarikan romantis.
Dalam penelitian juga dijelaskan perbedaan antara nafsu dan cinta dengan durasi pandangan serta arah pandang. Saat durasi berpandangan lebih lama dan arah pandang ke wajah, hal itu bisa diartikan sebagai cinta. Lalu, bagaimana dengan kontak mata saat berhubungan seks?
Penjelasan Tentang Pasangan Menutup Mata saat Bercinta
Aaron Ben-Zeév, Ph.D., dilansir Psychology Today, Jumat, 24 Desember, mengutip jawaban beberapa perempuan di Reddit AskWomen dari pertanyaan ‘apakah Anda menutup mata saat berhubungan seks?’, jawabannya juga beragam. Beberapa memberikan alasan, seperti untuk lebih merasakan sensasi, lebih bisa fokus, tidak mau terganggu hal lain, ketika bercinta menutup mata.
Profesor Ben-Zeév, penulis The Arc of Love: How Our Romantic Lives Change Over Time, menjelaskan ada 3 alasan mengapa lebih mudah ‘merasakan’ kehadiran pasangan ketika bercinta dengan menutup mata.
1. Terkait dengan Imajinasi dan Fantasi Seks
Dalam cinta, mengutip buku Ben-Zeév, imajinasi sering kali mencakup ilusi positif, sedangkan dalam seks, fantasi lebih sentral. Perbedaan antara ilusi dan fantasi adalah mengenali kepalsuan. Dalam ilusi tak ada kepalsuan konten, sedangkan dalam fantasi seseorang bisa tahu.
Dalam hasrat seksual, fantasi penting karena menawarkan cara efektif untuk mengatasi keterbatasan pribadi, batas normatif, dan kendala eksternal. Fantasi seksual berfungsi untuk menghindari informasi negatif dan menambahkan data positif.
Agar fantasi tetap hidup dan dapat diandalkan, informasi sementara akan diabaikan. Karena itu, dengan mata terpejam perempuan bisa menajamkan fantasi seksualnya sehingga mencapai orgasme.
2. Ada Rasa Tak Nyaman
Dalam studi oleh Koukouna tahun 2016 Light therapy as a treatment for sexual disfunction: focus on testosterone level dan diterbitkan di European Neuropsychopharmacology, menemukan bahwa bercinta dengan lampu menyala bisa membantu meningkatkan kadar testosterone pria dan meningkatkan kepuasan seksual.
Namun dalam sebuah survei, orang yang sudah menikah dan mengikuti survei tersebut sebanyak 43 persen menyukai bercinta dengan lampu menyala dan 57 persen padam. Perbedaan tersebut bisa didorong oleh perasaan tak nyaman dengan seksualitasnya, seperti malu sehingga memilih bercinta dengan lampu redup atau memejamkan mata.
3. Agar Dapat Sensasi Lebih
Bercinta dengan menutup mata menggunakan kain atau dikenal dengan blindfolded sex, adalah cara lain untuk menutup mata. Dengan menyerakan kendali kepada pasangan, permainan seks dengan mata tertutup bisa disepakati pasangan untuk meningkatkan sensasi dan kegembiraan.
Berdasarkan sebuah artikel di Glamour tahun 2017, ada sejumlah alasan pasangan melakukan hal ini. Seperi untuk bumbu supaya lebih terasa baru, mengurangi hambatan, mematikan satu indera untuk mengintensifkan yang lain, meningkatkan kepercayaan di antara pasangan, dan menambahkan unsur kejutan.
Pada umumnya, menutup mata umum dilakukan ketika menuju klimaks. Tetapi manutup atau membuka mata bahkan bercinta dengan lampu redup atau menyala terang merupakan preferensi dari setiap pasangan. Paling penting untuk didiskusikan adalah tentang consent, posisi, kebaruan, serta kenyamanan masing-masing orang.