Jangan Anggap Remeh, Ketahui 6 Dampak Protein Berlebih

SURABAYA - Tak bisa dipungkiri bahwa tubuh membutuhkan protein. Zat tersebut jadi nutrisi penting untuk tulang, otot, dan kulit. Selain itu protein juga bertanggung jawab atas ribuan reaksi kimia yang berfungsi untuk memastikan tubuh bekerja dengan baik. Sayangnya, kelebihan protein juga tak baik untuk kesehatan. Lalu, apa dampak protein berlebih?

Patut diketahui bahwa dalam sehari, rata-rata orang nonatlet diperbolehkan konsumsi makanan berprotein seberat 2 gram dikali berat badan.

Contoh, jika berat badan Anda 70 kilogram, maka protein yang bisa masuk dalam tubuh antara 125-140 gram. Anda bisa mengonsumsi ikan misalnya.

Dampak Makan Protein Berlebih

Mengutip Eating Well, Kamis, 17 Februari, rekomendasinya konsumsi antara 10-35 persen kalori harian dari protein. Berdasarkan analisis dari 32 penelitian terkait konsumsi protein, terlalu banyak dikonsumsi tidak direkomendasikan. Sebab tidak akan berguna dan bisa mengganggu kesehatan Anda. Berikut, tanda yang bisa jadi peringatan kalau Anda terlalu banyak konsumsi makanan berprotein.

1. Berat badan naik kembali

Seorang ahli saraf, Sandra Aamodt, Ph.D. mempelajari hubungan antara berat badan dan otak. Menurutnya, untuk menurunkan berat badan perlu mengubah perilaku jangka panjang. Jika diet hanya bertahan beberapa minggu ke depan, tak ayal berat badan akan mudah naik kembali. Otak akan mengikuti perubahan perilaku, dan ini perlu dilakukan secara bertahap tetapi konsisten.

2. Sering buang air kecil

Sering bunag air kecil karena makan protein berlebihan, membuat ginjal memproses begitu banyak protein sehingga kelebihannya menumpuk. Penumpukan protein di ginjal menciptakan lingkungan yang jauh lebih asam di ginjal. Peningkatan produksi asam juga bisa menyebabkan masalah pada tulang dan hati.

Selain sering buang air kecil, mudah haus juga efek samping kebanyakan makan protein. Namun, menurut sejumlah peneliti, protein nabati efek negatifnya lebih rendah dibandingkan protein hewani.

3. Memengaruhi suasana hati

Seperti yang dipaparkan pada pembuka, bahwa protein bertanggungjawab pada hormon yang memastikan tubuh bekerja dengan baik.

Menurut American Medical Association, diet tinggi protein, tinggi lemak, dan rendah karbohidrat selama setahun mengalami lebih banyak kecemasan, depresi, dan suasana hati buruk dibandingkan aturan diet rendah lemak, tinggi karbohidrat, protein sedang.

4. Lelah sepanjang waktu

Apakah jam tidur Anda semalam cukup, tetapi tetap merasa lelah sepanjang waktu? Bisa jadi tanda terlalu banyak konsumsi protein. Makan banyak protein bisa membuat tubuh lelah, alasannya protein banyak terlalu membebani kerja ginjal, hati, dan jantung. Sedangkan makan terlalu sedikit karbohidrat bisa memengaruhi otak, jadinya susah fokus dan tidak berenergi.

5. Mulut bau

Dikenal istilah bagi pediet keto, ‘nafas keto’. Ini terjadi ketika seseorang fokus konsumsi protein dan lemak daripada karbohidrat sehat. Oleh karena itu tubuh harus menyesuaikan dan menghasilkan keton yang berbau tidak sedap.

6. Mengalami sembelit

Diet tinggi protein seringkali rendah serat, terutama ketika sumber protein berasal dari produk hewani. Ini bisa memengaruhi sistem pencernaan Anda. Efek konsumsi rendah serat paling umum adalah sembelit atau susah buang air besar. Kecuali Anda mencampurkan protein nabati yang mengandung serat seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, dan biji-bijian.

Pernahkah Anda mengalami 6 tanda di atas? Jika ya, maka dianjurkan untuk menemukan pendekatan diet yang lebih seimbang dalam hal konsumsi makronutrien. Ini akan membuat tubuh bekerja secara harmonis dan meminimalisir risiko buruk pada kesehatan.