5 Efek Negatif Makan Sahur Terlalu Banyak yang Sebaiknya Dihindari
Ilustrasi efek negatif makan sahur terlalu banyak (Freepik/Nakaridore)

Bagikan:

SURABAYA - Bagi umat Islam yang menjalankan puasa, sahur jadi salah satu aktivitas yang sangat direkomendasikan. Pasalnya, sahur berpengaruh pada ketahanan tubuh terutama saat menjalankan ibadah puasa. Sayangnya masih banyak orang makan terlalu banyak saat sahur dengan keyakinan agar puasa makin lancar. Padahal ada efek negatif makan sahur terlalu banyak yang sebaiknya dihindari. 

Sahur terlalu banyak tak hanya mengganggu puasa, namun juga mengganggu kesehatan. Berikut ini risiko yang harus ditempuh saat sahur terlalu banyak.

1. Menumpuk Lemak

Kalori akan seimbang, atau setidaknya tidak semakin menumpuk, apabila jumlah kalori yang dikonsumsi imbang dengan berapa banyak yang dibakar menjadi energi. Nah, ketika makan lebih dari yang Anda keluarkan ketika sahur, maka dikenal sebagai surplus kalori. Tubuh berkemungkinan menyimpan kalori sebagai lemak tambahan.

Oleh karena berisiko menambah berat badan, disarankan konsumsi menu yang lebih banyak mengandung protein daripada karbohidrat dan lemak. Makanan berprotein juga membuat Anda kenyang lebih lama.

2. Kantuk tak tertahankan

Setelah makan tidur, tentu telah diketahui bersama akan mengakibatkan efek negatif pada kesehatan. Terlalu banyak makan sahur, juga bisa memicu hipoglikemia reaktif. Kondisi ini terjadi ketika gula darah Anda turun tak lama setelah makan besar. Para ahli menduga, penyebab hipoglikemia karena produksi insulin berlebihan.

Hipoglikemia tidak hanya dialami oleh orang dengan diabetes. Jika Anda makan banyak, baik ketika sahur maupun berbuka, berkemungkinan mengalami hal ini juga. Gejalanya, terserang kantuk tak lama setelah makan, lesu, detak jantung cepat, dan sakit kepala.

3. Bisa bikin mual

Perut orang dewasa kira-kira seukuran kepalan tangan dan menampung sekitar 2,5 ons saat kosong. Tampungan dapat mengembang hingga 1 liter, tetapi makan berlebihan mencapai batas kapasitas perut, mungkin mengalami mual dan gangguan pencernaan.

Dalam kasus yang parah, mual bisa memicu muntah yang merupakan cara tubuh menghilangkan tekanan perut akut.

4. Sistem pencernaan jadi terganggu

Konsumsi makanan dalam jumlah besar, bisa membebani sistem pencernaan Anda. Pemicunya adalah konsumsi makanan jenis tertentu, seperti makanan pedas, berlemak, minuman berkarbonasi, sayuran jenis tertentu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

Disamping itu, makan sahur waktunya singkat. Orang lebih banyak makan dengan cepat-capat, yang mana berisiko meningkatkan gas dan kembung. Nah, supaya tidak mengalami risiko ini, ukur porsi pas dan cukupi kebutuhan nutrisi. Makan secara perlahan dan kurangi jenis makanan yang memicu produksi gas pada sistem pencernaan.

5. Mengganggu keseimbangan hormon lapar dan rasa kenyang

Makan tinggi lemak, garam, atau gula dapat memicu pelepasan hormon perasaan baik, seperti dopamin. Ini mengaktifkan kesenangan di otak Anda.

Dilansir Healthline, Senin, 11 April, jika sering makan banyak untuk mendapatkan perasaan baik, dorongan untuk makan karena lapar digantikan makan untuk kesenangan.

Artinya, ghrelin si hormon lapar tidak bekerja dengan secara tepat dan leptin penekan nafsu makan akan lepas kontrol. Ini akan membuat Anda makan berlebihan terus-menerus dan keseimbangan tubuh secara keseluruhan akan runtuh.

Karena risiko makan banyak tidak menguntungkan, bagi Anda yang menjalankan puasa, makanlah dengan porsi terukur dan nutrisi mencukupi supaya tubuh tetap fit.