Membedah Keingintahuan Pada Anak Menurut Pandangan Ahli
Ilustrasi keingintahuan pada anak (Unsplash/Paige Cody)

Bagikan:

SURABAYA - Orang tua memiliki peran penting untuk menjawab keingintahuan pada anak. Bahkan, fenomena tersebut dianggap wajar dalam parenting.

Anak kerap melontarkan pernyataan yang kadang tak disangka oleh orang tua atau orang dewasa. Lalu, dari mana mereka mendapat wacana dan pengetahuan tentang kata atau topik yang mereka tanyakan?

Asal Keingintahuan Pada Anak

Vanessa LoBue, Ph.D., profesor psikologi di Rutgers University-Newark, menjelaskan bahwa anak-anak adalah peniru yang ulung.

Bahkan kata-kata yang tidak Anda ucapkan, bisa mereka serap. Anak-anak usia 1 hingga 2 tahun, bisa belajar antara 8 sampai 10 kata baru dalam sehari. Lantas, bagaimana melakukan pembelajaran optimal di luar pendidikan formalnya?

Ahli saraf telah mengkonfirmasi bahwa bayi dilahirkan dengan kelebihan pada otaknya. Dilansir Psychology Today, Senin, 16 Mei, koneksi antar neuron merupakan bagian paling mendasar dari otak. Koneksi tersebut membuat otak bayi sangat fleksibel untuk beradaptasi dan berubah berdasarkan apa yang mereka alami di dunia serta tantangan spesifik yang mereka hadapi.

Fleksibilitas ini yang disebut oleh para peneliti sebagai plastisitas. Karena plastisitas ini, bayi memiliki kecenderungan untuk belajar yang tidak dimiliki oleh orang dewasa.

Kemampuan Bayi

Peneliti menemukan, bayi usia 7 bulan bisa membedakan set suara. Mereka bisa membedakan bahasa Inggris dan bahasa Hindi. Sementara penutur asli bahasa Inggris bahkan tidak dapat mendengar perbedaan antara banyak suara bahasa Hindi.

Kemampuan luar biasa lainnya, bayi bisa membedakan jenis wajah yang berbeda, apapun spesiesnya. Peneliti menelusuri seberapa benar bayi usia 6 bulan mengidentifikasi wajah yang sama dari dua foto. Bahkan bayi lebih banyak memberikan jawaban benar daripada orang dewasa.

Fleksibilitas Otak

Nah, oleh peneliti, fenomena ini disebut penyempitan persepsi. Ini mengacu pada fakta bahwa ketika kita lahir, otak cukup fleksibel untuk membedakan berbagai wajah dan bahasa. Tetapi saat mendapatkan lebih banyak pengalaman dengan wajah dan bahasa yang sama, kita akan kehilangan kemampuan untuk membedakan hal-hal yang tidak sering kita temui.

Fenomena selanjutnya disebut ‘gunakan atau hilangkan’, ini terkait dengan efisiensi otak dalam memproses informasi. Ini terjadi ketika bayi mendapatkan lebih banyak pengalaman dengan dunia, banyak sinapsis yang mereka bawa sejak lahir dipangkas dan hanya menyisakan yang mereka gunakan.

Karena hal ini, bagian dari otak seperti spons tetapi kemudian menjadi lebih efisien dalam menyaring informasi mana yang penting dan tidak dari waktu ke waktu.

Pembelajaran Bahasa

Terkait dengan pembelajaran bahasa, para ilmuwan percaya bahwa ada jendela waktu khusus di mana otak anak menyerap secara optimal dan mempelajari informasi terkait bahasa. Peneliti pernah meneliti kefasihan bahasa antara usia 3-39 tahun. Semakin muda mereka, semakin fasih mereka menyelesaikan tes bahasa.

Karena anak-anak adalah pembelajar yang baik, ada sedikit kelemahan dalam hal ini. Mereka mungkin mempelajari hal-hal yang tidak diinginkan orang tua, seperti kata-kata kasar. Oleh karena itu, menyaring informasi dan mengontrol kata-kata yang ditangkap anak-anak penting sekali. Bahkan, orang tua perlu mendampingi dan membekali dengan konteks-konteks positif.