Dampak Negatif Minuman Berkarbonasi Menurut Ahli Diet Anak
Ilustrasi dampak negatif minuman berkarbonasi bagi anak (iStockphoto)

Bagikan:

SURABAYA - Minuman berkarbonasi memang menyegarkan. Selain kemasannya menarik, rasanya juga beragam. Di balik minuman bersoda tersebut, ancaman yang akan mengintai konsumennya. Lalu apa saja dampak negatif minuman berkarbonasi terutama untuk anak anak?

Dampak Negatif Minuman Berkarbonasi

Menurut ahli diet anak dan juru bicara Ancademy of Nutrition and Dietics (DAN), Amy Reed, MS., RD., CSP., LD., minuman berkarbonasi berpotensi menjadi bagian dari diet sehat untuk anak dibanding soda manis.

Namun umumnya air berkarbonasi disisipi perasa, natrium atau garam, dan mineral lainnya. Bahkan beberapa produk juga mengandung kafein dan bahan penambah energi.

Kalau dinilai berdasarkan efeknya pada kesehatan, air berkarbonasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Bagi anak-anak kecil, minuman ini berdampak buruk apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Kelebihan Minuman Berkarbonasi

Kelebihan dari minuman berkarbonasi, menawarkan kenikmatan minum minuman tanpa gula dan kalori, misalnya dalam bentuk sparkling water. Tetapi dalam konteks yang berbeda, minuman manis dengan air berkarbonasi merupaan pendorong obesitas di kalangan anak-anak.

“Saran saya adalah mengaggap air soda sebagai suguhan,” kata Mary Hayes, MD., seorang dokter gigi anak berbasis di Chicago.

Dampak buruk

Kalau dikonsumsi sesekali, tak jadi masalah. Tetapi kalau sering minum minuman jenis ini dapat menimbulkan masalah. Pengaruh buruknya tak hanya pada kesehatan gigi, tetapi juga berdampak buruk pada nutrisi, kekuatan tulang, dan kesehatan pencernaan.

Dokter Jonathan Shenkin, seorang dokter gigi anak di Augusta, Maine, menjelaskan bahwa air soda tidak menawarkan manfaat nutrisi. Jika sering disuguhkan pada anak-anak, maka tidak mungkin dapat mengganti susu, protein tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran.

Memanipulasi Rasa Kenyang

Apabila diminum balita, jelas Reed, air berkarbonasi dapat memanipulasi rasa kenyang. Ini menyebabkan mereka mengalami penurunan nafsu makan untuk makan makanan yang lebih padat nutrisi.

“Minuman berkarbonasi menyebabkan udara tertelan, yang menyebabkan gas. Setiap anak mungkin merespons secara berbeda. Jika akan Anda mengelukan peningkatan gas, kembung, atau bersendawa berlebihan, maka asupan air berkarbonasi mungkin perlu dikurangi,” saran Reed dilansir Verywell Family, Selasa, 21 Juni.

Cari Tahu Komposisi

Orang tua juga perlu mengidentifikasi makanan yang membuat anak-anak alergi sebagai salah satu tugas parenting mereka. Oleh karenanya, cari tahu perasa apa yang terkandung dalam minuman berkarbonasi agar tak memicu respons alergi pada anak.

Menurut rekomendasi American Heart Association, anak-anak di bawah 5 tahun tidak boleh memiliki minuman yang mengandung tambahan gula, kafein, dan pemanis buatan. Artinya, pastikan anak-anak memiliki ketahanan dan usia cukup sebelum memberikan minuman berkarbonasi.

Di samping itu, batasan minum minuman berkarbonasi tergantung usia. Terang Reed, seorang anak mungkin perlu dibatasi minum antara 4-8 ons per hari. Tetapi jangan terlalu sering supaya tidak menyebabkan kerusakan gigi, sakit perut, dan kebiasaan makan yang buruk.