SURABAYA - Bagi Anda yang memiliki kulit sensitif, kontak langsung dengan sabun deterjen tentu hal yang dihindari. Namun, ada pula orang yang baru menyadari bahwa kulit mereka alergi setelah mengalami beberapa gejala. Untuk menghindari hal tersebut kenali gejala dan cara mengobati alergi deterjen agar kesehatan kulit tetap terjaga.
Gejala dan cara mengobati alergi deterjen
Patut diketahui, dermatitis kontak bisa dipicu oleh deterjen cucian. Gejalanya juga beragam. Namun secara umum, gejala yang muncul adalah munculnya ruam merah dan gatal yang meluas ke seluruh tubuh, atau bisa juga di bagian tubuh tertentu seperti ketiak dan selangkangan.
BACA JUGA:
Mengutip Healthline, Rabu, 22 Juni, alergi terhadap deterjen dapat berkembang saat pertama kali terpapar. Tetapi bisa juga setelah terpapar berulangkali baru muncul respons alergi. Biasanya, orang yang sensitif dengan deterjen berpewangi, bisa mengurangi risiko alergi dengan memakai deterjen bebas pewangi dan pewarna.
Penyebab alergi
Penyebab dari elergi, bukan hanya karena kulit yagn sensitif. Tetapi juga seperti kebanyakan sabun, deterjen mengandung beberapa jenis surfaktan yang bekerja dengan melonggarkan partikel kotoran, minyak, dan membiarkannya hanyut. Surfaktan keras dapat mengiritasi orang dengan kulit yang sensitif.
Ditambah lagi, pewangian buatan masuk dalam kategori bahan kimia lain yang juga dapat memicu ruam dan iritasi kulit. Meskipun setiap deterjen diformulasikan secara berbeda-beda, tetapi kita tak tahu betul kandungan yang membuat alergi.
Ini hanya bisa diidentifikasi setelah terpapar jenis produk deterjen cucian tertentu. Jika menemukan sejumlah gejala dermatitis kontak dan alergi, maka baiknya mengganti produk ke yang lebih diterima kulit Anda.
Bahan kimia lain yang ditemukan dalam deterjen cucian, meliputi bahan pengawet, enzim, paraben, warna dan pewarna, pelembap, pelembut kain, pengental dan pelarut, serta pengemulsi. Alergi ringan setelah terpapar deterjen, biasanya berkembang perlahan setelah paparan berulang.
Dua jenis dermatitis kontak
Terdapat dua jenis dermatitis kontak, yaitu iritan dan alergi. Jika Anda memiliki dermatitis kontak iritan, Anda dapat mengalami ruam meskipun tidak alergi terhadap apapun termasuk setelah terpapar deterjen cucian. Dermatitis jenis inimerupakan bentuk paling umum dari ruam kulit non-alergi.
Ini terjadi ketika zat yang mengiritasi merusak lapisan kulit sehingga menyebabkan ruam dan gatal. Berbeda dengan dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergi terjadi ketika Anda memiliki reaksi alergi terhadap suatu zat. Biasanya, reaksi alergi akan menghasilkan respons imun.
Gejala yang membuat kulit Anda tak nyaman, terutama setelah terpapar iritan maupun alergen, antara lain muncul ruam merah, gatal ringan sampai berat, lebih yang mungkin merembes atau mengeras, benjolan, kulit kering, pecah-pecah, bersisik, tekstur kulit semakin lembut, kulit terbakar, hingga mengalami pembengkakan.
Cara mengatasi
Cara mengatasinya, sebagian besar ruam dapat diobati di rumah dengan pengobatan sederhana dan perubahan gaya hidup. Paling penting lagi, perlu mengidentifikasi bahan kimia yang mengiritasi atau memicu respons alergi kemudian mengambil langkah menghindarinya.
Rekomendasi lain, olehskan krim steroid yang dijual bebas dengan setidaknya mengandung 1 persen hidrokortison yang dapat membantu mengurangi peradangan dan gatal. Anda juga bisa mencoba memakai losion anti gatal, atau losion kalamin. Pada beberapa kasus, mandi oatmeal bisa dilakukan untuk mengurangi rasa gatal dan menenangkan kulit meradang. Bisa juga dengan mengompres dengan handuk dingin.