Cara Memberikan Seks Edukasi pada Anak Menurut Psikolog Agar Terhindar dari Kekerasan Seksual

SURABAYA - Dari kacamata parenting, memberikan pendidikan seksual kepada anak sangat penting untuk dilakukan. Bahkan pendidikan tersebut disarankan untuk dimulai sejak dini. Oleh karena itu orang tua harus tahu cara memberikan seks edukasi pada anak.

Cara memberikan seks edukasi pada anak

Psikolog keluarga dan anak dari Lembaga Psikolog Terapan UI (LPTUI) Anna Surti Ariani punya kiat memberikan seks edukasi pada anak sedini mungkin. Hal itu dilakukan agar anak tak mengalami kekerasan seksual.

"Pendidikan seksualitas pada anak memang harus dimulai dari usia dini. Dimulai dari usia 0-2 tahun. Kita sebagai orang tua harus menyampaikan dengan benar anggota- anggota tubuh anak sesuai dengan nama aslinya dan tidak memakai nama- nama kiasan," kata Anna dalam acara daring, dirangkum dari ANTARA, Senin, 4 Juli.

Dengan memberitahu nama asli dari anggota tubuh, anak nantinya dapat dengan mudah memberikan laporan kepada orang tua jika terjadi hal- hal yang tidak diinginkan.

Seks Edukasi usia Dua Tahun

Setelah memasuki usia di atas dua tahun, ajarkan anak untuk bisa menghargai tubuhnya sendiri dimulai dari hal sederhana membiasakan anak mengganti baju di tempat yang tertutup.

"Ini sering terjadi nih di tempat liburan, misalnya lagi di pantai terus mau mandi. Anaknya disuruh buka baju di tempat umum, terus akhirnya dilihat semua orang saat mandi. Ini bisa membuat anak tidak biasa untuk menghargai tubuhnya. Jadi ajari anak untuk menghargai tubuhnya dan salah satu caranya membiasakan diri ganti baju di tempat tertutup," ujar wanita yang juga Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia wilayah Jakarta itu.

Beri Pemahaman Sentuhan

Selain itu, anak juga wajib diajarkan mengenai pemahaman sentuhan yang baik dan buruk. Berikan pemahaman kepada anak bahwa hanya orang tua atau pengasuh yang boleh memegang atau menyentuhnya itu pun hanya dalam kondisi pengasuh sedang meladeni anak.

"Ajarkan anak juga untuk berani memberitahukan hal- hal yang tidak nyaman kepada orang tuanya. Orang tua pun harus membiasakan diri menerima laporan anaknya dan harus bisa menyamankan bagi anaknya," katanya.

Metode Role Play

Untuk membiasakan edukasi dan komunikasi terkait seksualitas, orang tua bisa menggunakan metode "Role Play" atau bermain peran sehingga anak mengerti dengan lebih mudah mengambil keputusan jika ada kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan.

Misalnya orang tua bisa mengajak anak berperan jika tiba- tiba ada orang asing di tempat umum yang memegang badan anak maka anak harus melaporkan ke orang tua atau segera mencari pertolongan ke orang lain.

Dengan demikian, anak bisa lebih memiliki proteksi diri dan mempunyai bekal untuk terhindar dari pelecehan seksual.