SURABAYA – Masa pandemi dan saat diberlakukannya pembatasan sosial, terlalu sering melihat layar gawai adalah hal biasa, bahkan jadi kebiasaan. Mulai dari mengurus pekerjaan, mencari berita terkini, hingga urusan belanja kebutuhan pokok.
Di samping itu, ada lagi godaan serial drama Korea yang selalu berasa nanggung untuk dihentikan di saat-saat seru. Dapat diprediksi, peningkatan paparan terhadap media sosial atau pun hiburan online ini akan serta merta meningkatkan screen time secara signifikan, baik itu melihat layar gadget, tablet, komputer, ataupun televisi.
BACA JUGA:
Melansir Katadata, Kamis, 2 September, sejak masa pandemi pengguna media sosial di dunia secara umum meningkat hingga 40 persen. Bahkan di negara yang terdampak lebih parah seperti Spanyol dan Italia, kenaikannya lebih dari 50 persen. Sebagai salah satu contoh, panggilan grup di Facebook konon meningkat hingga 1000 persen.
Terlalu Sering Melihat Layar Gawai Sebabkan Penyakit
Namun, seiring dengan bertambahnya screen time ini, keluhan kesehatan juga ikut meningkat. Mulai dari sakit punggung, kenaikan berat badan bahkan depresi. Selain itu apa lagi? berikut beberapa yang bisa dialami akibat screen time terlalu sering yang bisa mengganggu produktivitas.
Computer Vision Syndrome
Istilah ini sering disingkat menjadi CVS, yaitu berupa rasa pegal pada mata akibat terlalu lama menatap layar yang berbasis elektronik seperti komputer, tablet, handphone ataupun televisi. Gejala CVS bisa berupa penglihatan kabur atau ganda, mata terasa lelah, sedikit memerah, kering dan kadang terasa panas.
Pusing dan leher kaku
Sakit kepala yang kadang menjalar ke leher yang terasa kaku atau pegal, bisa jadi merupakan kelanjutan dari efek CVS. Gejala ini bahkan bisa saja berlanjut saat Anda sudah tidak lagi berhadapan dengan layar elektronik.
Sakit punggung
Saat fokus memantau pekerjaan atau berkoordinasi dengan tim melalui zoom meeting, kita sering tidak sadar berada pada posisi duduk yang tidak ergonomis. Dalam posisi tertentu bisa jadi punggung yang paling berat menahan bobot tubuh. Perhatikan posisi duduk, dan usahakan sering bergerak untuk melemaskan otot-otot.
Tangan sakit dan kaku (Carpal Tunnel Syndrome)
Kebiasaan menggenggam gadget dalam waktu yang lama bisa menyebabkan syaraf dan otot di telapak tangan dan jari menegang. Ciri-cirinya tangan sering merasa kebas atau mati rasa, kesemutan dan nyeri. Bagian yang sering terpengaruh adalah jempol, jari tengah dan telunjuk.
Kenaikan bobot dan risiko penyakit kardiovaskular
Mereka yang sering berlama-lama menatap layar gadget biasanya malas atau jarang bergerak. Apalagi jika yang terbiasa menonton sambil ngemil. Tak mengherankan jika bobot cepat naik dan jika tidak cepat dicegah maka akan memicu munculnya gejala penyakit kardiovaskular.
Depresi
Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah remaja di Amerika menyebutkan bahwa mereka yang menghabiskan waktu lebih dari 7 jam menatap layar gadget dalam sehari berisiko dua kali lipat lebih tinggi untuk mengalami kecemasan atau depresi.
Penuaan dini dan masalah kulit
Para pakar menyarankan untuk tidak memegang gadget setidaknya dua jam sebelum tidur. Mengapa? Layar elektronik menghasilkan blue light, yang sebenarnya juga dihasilkan oleh sinar matahari di siang hari. Bahayanya, jika blue light ini memapar mata dan kulit di malam hari maka ia akan berpengaruh pada mood, kadar melatonin, dan kesehatan kulit. Sinar ini ‘menyuruh’ kulit untuk terjaga, sementara malam hari kita perlu istirahat untuk mempersilakan proses detoksifikasi dan regenerasi sel berjalan sempurna.
Artikel ini telah tayang dengan judul 7 Penyakit yang Muncul Akibat Sering Melihat Layar Gawai.
Selain terkait terlalu sering melihat layar gawai, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.