Penanganan Wabah PMK: Pemerintah Beri Santunan kepada Peternak hingga Dilakukan Vaksinasi Perdana
Ilustrasi wabah PMK (Dok. Antara)

Bagikan:

SURABAYA - Pemerintah terus melakukan penanganan terhadap wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah wilayah di Indonesia. Penanganan wabah PMK pun dilakukan dengan berbagai cara. 

Penanganan wabah PMK

Terbaru, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berencana akan memberikan santunan kepada peternak yang ternaknya jadi korban PMK. Saat ini skema pengucuran dana masih dikaji. Kemungkinan pemerintah daerah akan dilibatkan dalam penyaluran bantuan ini.

“Dalam mendukung penanganan PMK ini, pemerintah memutuskan akan menggunakan dana APBN, APBD, dan sumber dana lainnya, terutama untuk melaksanakan rencana pemberian santunan bagi peternak (terutama skala kecil), yang hewan ternaknya mati terkena PMK ataupun yang terkena potong paksa,” ujarnya dalam keterangan pers hari ini pada Senin, 20 Juni.

Regulasi PMK

Airlangga menilai, pemerintah masih terus berupaya mematangkan regulasi terkait PMK agar diselesaikan dan diimplementasikan guna mencegah semakin meluasnya wabah penyakit ini.

“Saat ini upaya pemerintah secepatnya melakukan pengadaan dan distribusi vaksin dalam jumlah besar dan segera melakukan vaksinasi kepada hewan ternak agar herd immunity bisa segera tercapai,” tuturnya.

Tidak hanya itu, Airlangga mengungkapkan pula bahwa vaksinasi PMK perdana dilakukan pada 14 Juni 2022 di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur.

Dilakukan Vaksinasi

Selanjutnya akan didorong untuk vaksinasi dasar yaitu 2 kali vaksinasi dengan jarak 1 bulan, serta booster vaksin setiap 6 bulan. Untuk melaksanakan Program Vaksinasi tersebut, akan dilakukan oleh sekitar 1.872 tenaga medis dan 4.421 paramedis.

“Pemerintah sedang menyelesaikan pembelian vaksin 3 juta dosis agar bisa segera didistribusikan dan dilakukan vaksinasi pada ternak prioritas. Sementara, untuk memenuhi kebutuhan 28 juta dosis sampai akhir 2022, salah satunya akan bekerja sama dengan importir swasta dengan jumlah vaksin yang sesuai kebutuhan,” tutup Airlangga.