BPCB Jawa Timur Temukan Sistem Drainase Peninggalan Belanda di Candi Songgoriti
CANDI SONGGORITI (FOTO VIA ANTARA)

Bagikan:

KOTA BATU - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Timur menemukan sistem drainase yang diperkirakan peninggalan Belanda. Penemuan tersebut terjadi saat tim BPCB melakukan proses ekskavasi Candi Songgoriti yang ada di wilayah Kota Batu, Jawa Timur.

Ketua Tim Ekskavasi Penyelamatan Situs Candi Songgoriti BPCB Provinsi Jawa Timur Muhammad Ichwan di Kota Batu, Rabu, menjelaskan bahwa penemuan tersebut terjadi setelah tim melakukan pembukaan pada kotak C9.

"Kami mendapatkan adanya instalasi drainase. Itu diperkirakan dibangun pada masa Belanda," ujar Ichwan dikutip Antara, Rabu, 17 November.

Drainase Belanda di Candi Songgoriti

Sistem drainase yang ditemukan berupa dua buah instalasi yang mirip dengan selokan yang ada di di sebelah Barat Laut bangunan candi. Instalasi tersebut disusun dari batu bata.

Menurut Ichwan, batu bata yang dipergunakan untuk membuat instalasi saluran drainase tersebut berukuran panjang 25 centimeter, lebar 13 centimeter dan tebal lima centimeter. Saat ini, tim ekskavasi melanjutkan pencarian instalasi drainase tersebut.

"Ada dua, semacam selokan yang berada di sebelah barat laut dari candi ini. Itu tersusun dari bata dengan ukuran sama. Ditemukan pada kotak gali C9, dan kami kejar lagi ke arah utara. Kotak C10 akan kami buka," ujarnya.

Ichwan menjelaskan, bangunan Candi Songgoriti, berdasarkan catatan pernah beberapa kali dipugar oleh Belanda. Pemugaran tercatat dilakukan pada 1921. Tim ekskavasi juga menemukan lingkaran-lingkaran timah pada candi induk yang merupakan sebuah penanda.

"Kami mengetahui di candi induk terdapat lingkaran-lingkaran timah, itu sebagai penanda dalam pemugaran. Itu adalah susun ulang, penempatan ulang," katanya.

Ditemukan Sistem Penguatan Bangunan Candi

Selain itu, lanjutnya, pada proses ekskavasi yang dilakukan sejak 10 November 2021 juga ditemukan adanya sistem penguatan bangunan candi yang terletak di bawah batur. Penguatan tersebut menggunakan bata yang berukuran sama dengan sistem instalasi drainase.

Ichwan menjelaskan, pondasi batur pada bangunan Candi Songgoriti tersebut tersusun sembilan lapis. Pada bagian bawah setelah pondasi bata penguat tersebut, juga ditemukan plat beton setebal kurang lebih 40 centimeter.

"Itu untuk penguat yang diberikan Belanda dalam pemugaran yang dilakukan pada 1921. Belanda juga sudah melakukan inventarisasi, pendokumentasian dan pemugaran," ujarnya.

Candi Songgoriti terletak di lembah antara Gunung Kawi dan Anjasmoro, di Desa Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu. Candi tersebut dibangun dari batuan andesit yang berdekatan dengan sumber mata air panas di wilayah itu.

Candi Songgoriti ditemukan oleh Van Ijsseldijk pada 1799. Pemerintah Hindia Belanda melakukan pemugaran candi pada 1849 dan 1863 yang diketuai oleh Rigg dan Brumund. Knebel juga melakukan inventarisasi serta pemugaran pada 1902 dan 1921 hingga 1923.