Pencarian Korban Erupsi Gunung Semeru Terkendala Tanah Panas, Alat Berat Dikerahkan
Pencarian korban erupsi Gunung Semeru (Foto VIA ANTARA)

Bagikan:

SURABAYA - Petugas gabungan masih melakukan pencarian korban erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur. Namun, kendala yang saat ini didapat adalah kondisi tanah yang saat ini masih bersuhu tinggi. 

"Kendalanya, tanahnya masih dalam kondisi panas, jadi alat berat pun tidak berarti untuk pencarian," kata Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru yang juga Danrem 083/Baladhika Jaya Kolonel Infanteri Irwan Subekti dikutip Antara, Selasa, 7 Desember.

Kencala Pencarian pencarian korban erupsi Gunung Semeru

Nantinya, petugas akan fokus melakukan pencarian di Kampung Renteng dan Curah Kobokan, yang merupakan daerah terdampak paling parah. Saat ini semua daerah terdampak bencana juga sudah bisa dijangkau. Namun karena cakupan luas guguran Gunung Semeru melebar dan pasirnya panas, tim gabungan hanya bisa melakukan pencarian dan penyelamatan secara terbatas.

Saat ini pencarian korban juga masih dilakukan secara manual dengan penciuman dan penglihatan, alat berat, dan dilakukan bersama warga di lokasi pencarian.

"Pencarian sudah sampai hari keempat. Kita diberikan waktu satu minggu untuk pencarian secara optimal," kata Irwan.

Semeru Masih Perlu Diwaspadai

Waktu pencarian dilakukan pada pagi hingga sore hari, dengan memperhatikan situasi cuaca di Kabupaten Lumajang, mengingat saat ini setiap sore turun hujan, sehingga berpengaruh pada proses pencarian.

Ia mengatakan situasi lereng Semeru masih ada peningkatan tanda-tanda letusan, yang perlu kewaspadaan tinggi.

Sebelumnya, terjadi letusan sebanyak dua kali pada pagi hari, yang mana pada saat itu Presiden RI Joko Widodo meninjau lokasi pengungsian. Namun, peristiwa tersebut tidak begitu berdampak pada objek pencarian.

"Begitu pula dengan lahar panas yang tiap saat juga dapat pengaruh dari atas, dari arus Sungai Kobokan," kata dia.

Korban Mencapai Puluhan Orang

Sebelumnya dilaporkan 34 orang meninggal dunia dan 22 orang dinyatakan hilang dalam bencana awan panas guguran Gunung Semeru.

Rumah yang terdampak sebanyak 5.205 unit. Data pengungsi sebanyak 4.250 orang, tersebar di beberapa tempat, di sekolah-sekolah masjid, balai desa, dan rumah penduduk atau rumah saudara para korban.