SURABAYA - Gedung Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya di Jalan Bubutan dijadikan museum. Usulan terhadpa gedung PCNU di Surabaya itu disetujui oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya.
"Saya setuju ini dijadikan museum supaya bisa terjamin perawatannya," jelasnya di sela tahlilan mengenang Hari Lahir ke-99 NU di Kantor PCNU Surabaya dikutip Antara, Kamis, 17 Februari.
BACA JUGA:
Gedung PCNU di Surabaya untuk Mujahadah
Meski demikian, Gus Yahya meminta agar kegiatan spiritual keagamaan di gedung tersebut tetap diizinkan.
"Tetap pada waktu-waktu tertentu digunakan tempat bermujahadah, sehingga energi spiritual gedung ini tetap bisa dirasakan," jelasnya.
Gedung PCNU Kota Surabaya merupakan cagar budaya dan memiliki nilai historis tinggi bagi kelahiran NU. Dalam bahasa Belanda gedung ini dinamai Hoofdbestuur yang berarti pengurus besar atau kantor pusat .
Memang dahulu bangunan ini menjadi kantor pusat PBNU sebelum akhirnya berpindah ke Pasuruan dan Madiun, hingga akhirnya pindah ke Jakarta.
Lahirnya Resolusi Jihad
Di gedung ini KH Hasyim Asy'ari dan ulama se-Jawa dan Madura merumuskan resolusi jihad untuk melawan penjajah pada 21 dan 22 Oktober 1945.
Karena itu, kata dia, mempertahankan Gedung PCNU Kota Surabaya sebagai cagar budaya adalah bagian dari cara PBNU untuk terus menjaga ikatan antara generasi masa kini kepada asal mula berdirinya NU.
Sementara itu, pernyataan Gus Yahya tentang pembuatan museum sekaligus menjawab pernyataan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang meminta izin kepada Ketua Umum PBMI untuk menjadikan Kantor PCNU sebagai museum.
"Kami mohon izin, gedung ini kalau boleh akan kami dijadikan museum. Nanti kantor PCNU dipindahkan, biar perawatan gedung ini bisa terjaga," kata Eri.
Walkot Surabaya Ingin Muktamar NU Digelar di Surabaya
Eri Cahyadi juga meminta izin pada Gus Yahya agar Muktamar Nahdlatul Ulama mendatang bisa digelar di Surabaya.
"Saya izin kalau nanti satu abad NU, Muktamarnya dilakukan di Surabaya, kami siap lahir batin. PBNU-nya kembali ke Surabaya," tutur dia.
Sementara itu, kegiatan tahlilan mengenang Hari Lahir 99 tahun NU yang digelar di Surabaya dihadiri puluhan Pengurus PBNU serta para pengurus PWNU se-Indonesia.
Usai tahlilan, rombongan langsung menuju ke Pesantren Syaichona Kholil Bangkalan untuk mengikuti puncak Harlah NU ke-99.