Wabah PMK di Sumenep: Ada Belasan Ekor Sapi Sakit dan Bergejala
Ilustrasi penanganan wabah PMK di Sumenep (Antara)

Bagikan:

SURABAYA - Persebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) terus diawasi. Terbaru, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pemkab Sumenep, Jawa Timur, menemukan ada 17 ekor sapi yang diduga terserang wabah PMK di Sumenep.

Adapun gejala yang diperlihatkan adalah mulut berliur, nafsu makan menurun, dan terdapat luka di kuku sapi.

Wabah PMK di Sumenep

Kepala DKPP Pemkab Sumenep Arif Firmanto di Sumenep sebagaimana diberitakan Antara, Minggu 5 Juni, menjelaskan bahwa belasan ekor sapi yang sakit dan bergejala itu diketahui dari hasil pemeriksaan kesehatan hewan yang dilakukan oleh petugas lapangan.

"Itu tersebar di tiga kecamatan," kata Arif.

Adapun rinciannya adalah delapan ekor di Desa Mandala, Kecamatan Rubaru, di Desa Bilapora Rebba, Kecamatan Lenteng sebanyak lima ekor, dan di Desa Ketawang Karai, Kecamatan Ganding ditemukan sebanyak empat ekor sapi sakit bergejala seperti PMK.

Dilakukan Pemantauan

Arif menjelaskan, saat ini, pihaknya terus melakukan pemantauan perkembangan sapi sakit bergejala seperti terserang wabah PMK itu.

"Tingkat kematian hewan ternak yang terserang wabah PMK memang rendah, akan tetapi kami meminta agar petugas lapangan terus melakukan pemantauan, dan memberikan obat," katanya.

Penyuluhan kepada Masyarakat

Sebelumnya, petugas DKPP Pemkab Sumenep juga menemukan sebanyak 28 ekor sapi sakit di Kecamatan Saronggi dan juga bergejala seperti PMK.

Sementara, terkait penanganan jenis penyakit ini, Pemkab Sumenep juga bekerja sama dengan pihak terkait baik Polres dan Kodim 0827 Sumenep.

Kedua institusi ini membantu memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang gejala klinis sapi terserang PMK, sehingga peternak bisa melakukan pencegahan dini dengan cara melaporkan langsung kepada petugas kesehatan hewan.

Jenis kegiatan lainnya dengan membentuk pos pengaduan, posko penanganan, pos pantau penyekatan lalu lintas ternak serta melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada peternak dan pemasangan spanduk di pasar ternak.

"Kami juga mengagendakan untuk mengadakan pertemuan dengan peternak atau pedagang ternak, sehingga mereka memiliki wawasan tentang jenis penyakit ini, dan cara mencegah penularan," kata Kepala DKPP Pemkab Sumenep Arif Firmanto.