
SURABAYA - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) terus menyebar di beberapa daerah. Terbaru, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan (DKPPP) Pemkab Pamekasan Ajib Abdullah mengatakan bahwa sebagian sapi di wilayah Pamekasan yang selama ini sakit ternyata positif. Wabah PMK di Pamekasan diketahui dari pemeriksaan laboratorium yang dilakukan.
"Ini berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh Balai Besar Veteriner Yogyakarta," katanya dikutip Antara, Senin, 20 Juni.
BACA JUGA:
Wabah PMK di Pamekasan
Akan tetap Ajib mengaku belum tahu secara pasti berapa jumlah sapi yang positif PMK karena data pemberitahuan belum dia terima secara langsung.
"Yang jelas, ada yang positif PMK," kata Ajib.
Kirim Sampel ke Laboratorium
Sebelumnya Pemkab Pamekasan mengirim sebanyak 10 sampel darah sapi yang sakit dan bergejala seperti terserang wabah penyakit mulut dan kuku ke Balai Besar Veteriner Yogyakarta.
Sampel darah sapi yang diambil itu di Kecamatan Proppo, Pamekasan, yakni satu dari 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dari Balai Besar Veteriner Yogyakarta tersebut, kini Kabupaten Pamekasan sudah masuk kabupaten yang terserang wabah PMK.
Sempat Zona Hijau
Sebelumnya, Kabupaten Pamekasan termasuk satu dari 15 kabupaten/kota di Jawa Timur yang masuk zona hijau penyebaran wabah PMK. Namun, dengan adanya temuan kasus positif itu, Kabupaten Pamekasan termasuk kabupaten tertular wabah PMK.
Sapi sakit bergejala seperti PMK di Pamekasan awalnya menyerang sapi peliharaan warga di dua kecamatan, yakni di Kecamatan Kadur dan Kecamatan Larangan.
Dalam perkembangannya, sapi milik warga yang sakit semakin luas, hampir di semua kecamatan, termasuk di Kecamatan Proppo, Pakong dan di beberapa kecamatan lain di Pamekasan.