SURABAYA - Kinerja ekspor di Jawa Timur disebut turun drastis. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, kinerja ekspor Jatim bulan Mei 2022 turun hingga 15,87 persen dibandingkan April 2022 atau dari 2,20 menjadi 1,85 miliar dolar AS.
Kepala BPS Jawa Timur Dadang Hardiwan menjelaskan bahwa penyebab penurunan adalah landainya permintaan dari negara tujuan seperti Belanda, Amerika Serikat, Tiongkok, Australia, Malaysia, Spanyol dan Vietnam.
BACA JUGA:
Penurunan Ekspor Jatim
Ia menjelaskan bahwa berdasarkan catatan, permintaan yang mengalami penurunan terbesar berasal dari Belanda yang mencapai minus 40,32 persen, dari 73,142 juta dolar AS menjadi 43,650 juta Dolar AS.
Disusul ke Tiongkok turun 25,54 persen, dari 318,107 juta Dolar AS menjadi 236,877 juta Dolar AS.
Dadang menjelaskan, jika dilihat dari komoditas ekspor, penurunan disebabkan oleh menurunnya kinerja ekspor nonmigas di Jawa Timur yang turun sebesar 18,11 persen.
Sedangkan nilai ekspor sektor migas naik 27,31 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 108,07 juta dolar AS menjadi 137,59 juta dolar AS.
Sektor Migas
Peranan ekspor sektor migas menyumbang 7,44 persen total ekspor Jawa Timur pada bulan ini.
"Apabila dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor sektor nonmigas menurun sebesar 18,11 persen, yaitu dari 2,09 miliar dolar AS menjadi 1,71 miliar dolar AS. Namun demikian, nilai ekspor sektor nonmigas tersebut menyumbang sebesar 92,56 persen dari total ekspor bulan ini," ujar Dadang dikutip dari Antara, Rabu 15 Juni.
Sementara itu, komoditas ekspor nonmigas utama Jawa Timur terbesar adalah tembaga, dengan nilai transaksi sebesar 206,29 juta dolar AS, naik sebesar 23,63 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 166,86 juta dolar AS.
"Komoditas ini berkontribusi sebesar 12,05 persen pada total ekspor nonmigas Jawa Timur bulan ini dan paling banyak diekspor ke Malaysia dengan nilai 63,47 juta dolar AS," katanya.
Negara Tujuan Ekspor
Jika dilihat menurut negara tujuan utama ekspor nonmigas, Jepang adalah negara tujuan utama ekspor Jawa Timur pada Mei 2022, disusul ke Amerika Serikat dan Tiongkok.
Sementara itu, neraca perdagangan Jatim sepanjang Mei 2022 mengalami defisit 742,75 juta dolar AS.
Secara kumulatif sepanjang Januari-Mei 2022 neraca perdagangan Jawa Timur juga masih mengalami defisit 3,12 miliar dolar AS.
Defisit pada sektor migas tercatat sebesar 2,74 miliar dolar AS, dan sektor nonmigas sebesar 0,38 miliar dolar AS.