Faktor yang Menentukan Kebahagiaan dalam Hubungan, Apa Saja?
Ilustrasi pasangan bahagia sering bercinta (Unsplash/Jeremy Banks)

Bagikan:

SURABAYA - Banyak hal yang dibutuhkan dalam menjalin relationship, mulai dari komitmen hingga kemampuan bercinta. Namun, faktor yang menentukan kebahagiaan dalam hubungan kadang malah tak dipunyai.

Seorang terapis, pakar seks edukasi, pernikahan, dan keluarga yang juga menjadi seorang dosen, Isadora Alman, M.F.T., punya jawaban atas permasalahan itu. Berdasarkan pengalaman kliennya, seks bukan ukuran satu-satunya dari kebahagiaan kehidupan berpasangan.

Menilik kebahagiaan dalam hubungan

Alman dalam Psychology Today, Selasa, 30 November, menuturkan bahwa hubungan yang baik dan saling melengkapi kebutuhan masing-masing akan membuat relasi lebih langgeng. Selain itu, 'berteman' dengan pasangan akan lebih menyenangkan.

Teman baik Alman juga merasa bahagia dengan pasangan lamanya. Mereka tidak dapat melakukan hubungan seksual, tetap bertengkar, pernah merasa terasing, tetapi mereka dapat duduk mesra berdua di sofa. Keduanya saling menyentuh dan saling memandang untuk konfirmasi kehangatan dalam hubungan mereka.

Mereka sangat terhubung secara emosional, bahkan secara fisik,” tutur Alman.

Menghadirkan kebahagiaan dalam hubungan

Alman menilai, hubungan tanpa bercinta seperti hubungan yang bersih, namun bukan hal itu yang ingin ditekankan. Yang digaris bawahi adalah hubungan yang hangat dan memuaskan yang tersedia di antara dua orang, di mana tidak ada seks, tetapi ada sesuatu yang membara dan menyatukan mereka.

Saran Alman, jangan mengecualikan seseorang atau pasangan Anda dengan ukuran keintiman. Hubungan yang dijalin tanpa pernah menyerah jelas membuat pasangan lebih bahagia.

Bercinta dan kebahagiaan

Dalam tulisan Alman sebelumnya, ia menyatakan bahwa lebih dari 10 persen pasangan berkomitmen jarang bercinta atau tidak sama sekali tetapi menganggap diri mereka berada dalam hubungan yang bahagia. Saat bersama pasangan, seks bersama pasangan adalah kenikmatan tubuh dengan tujuan orgasme. Tetapi keintiman, jauh lebih sulit untuk dicapai daripada sekedar memuaskan diri di ranjang.

Keintiman, menurut Alman, melibatkan diri Anda dan pasangan untuk saling mengenal. Mulai dari mengenali harapan, keinginan, ketakutan, hingga kelemahan. Tidak hanya mengenal, tetapi juga menerima orang lain –khususnya pasangan Anda- di dalam dan luar.