SURABAYA - Sakit kepala jadi gangguan yang wajar terjadi. Penyebabnya bisa dikarenakan banyak hal. Sakit kepala sendiri kadang bisa melanda setengah dari kepala Anda. Salah satu yang sering dialami adalah sakit kepala sebelah kiri. Biasanya, sakit tersebut dipicu oleh beberapa faktor.
Mengenal sakit kepala sebelah kiri
Dilansir Medical News Today, Kamis, 30 Desember, dokter akan mengklasifikasikan sakit kepala sebagai kondisi primer dan sekunder. Di kondisi primer, rasa sakit pada kepala adalah gejala utama. Untuk sakit kepala sekunder dikarenakan masalah kesehatan lain seperti stroke, infeksi, dan tumor otak.
BACA JUGA:
Sakit kepala sekunder ini tidak bisa dipastikan di mana dialami, sebab bisa terjadi di bagian kepala manapun termasuk sebelah kiri. Faktor yang memengaruhi sakit kepala sekunder, antara lain berikut daftar sekaligus penjelasan singkatnya.
1. Sakit kepala kluster
Sekitar 1 persen orang Amerika Serikat mengalami sakit kepala kluster yang muncul dalam beberapa episode selama 4-12 minggu kemudian berhenti selama beberapa tahun. Rasa sakit kepala kluster muncul pada belakang salah satu mata, pelipis, hingga dahi.
Rasa sakit ini umumnya dimulai pada malam hari, biasanya 1-2 jam setelah tidur dan memuncak setelah 5-10 menit. Gejala terkait antara lain hidung berair, kelopak mata terkulai, mata berair, wajah merah, dan berkeringat.
Sama seperti migrain, sakit kepala kluster juga tak diketahui pasti penyebabnya tetapi ahli percaya bahwa rasa sakitnya dipicu bagian otak hipotalamus dan saraf serta pembuluh darah dari sistem trigeminal yang memengaruhi wajah dan mata.
Sakit kepala ini terjadi dalam waktu yang sama, umumnya pada musim semi atau musim gugur dan 80 persen dari laki-laki usia 20-50 tahun mengalaminya.
2. Vaskulitis
Sakit kepala sebelah kiri, mungkin disebabkan serangan autoimun yang mana tubuh merespons zat berbahaya seolah-olah pembuluh darahnya sehingga menyebabkan pembuluh darah inflamasi atau meradang. Jenis vaskulitis yang umum adalah arteritis sel atau disebut arteritis temporal. Ini memengaruhi pembuluh darah di kepala dan biasanya dialami orang usia 50 tahun ke atas.
Apabila mengalami sakit kepala yang tak ada penyebab jelas, atau dikenal dengan sakit kepala thunderclap, mungkin disebabkan vaskulitis.
3. Sakit kepala servikogenik
Penyebab sakit kepala sebelah kiri bisa karena cedera pada leher, seperti whiplash atau radang sendi. Bisa juga dipicu perubahan pada tulang belakang bagian. Sakit kepala servikogenik diikuti rasa nyeri pada leher dan menyebar ke mata atau wajah di salah satu sisi. Penglihatan juga kabur hingga sensitif terhadap cahaya serta suara.
4. Migrain
MIgrain menyebabkan sakit kepala sedang hingga parah yang dialami 12 persen orang di Amerika Serikat, 17 persen dialami wanita dan 6 persen pria. Sakit kepala migrain kerap diikuti denyutan di salah satu bagian mulai di sekitar mata atau pelipis baik kiri ataupun kanan kemudia menyebar ke seluruh kepala.
Penyebab pasti migrain tidak dipahami betul oleh para ahli, tetapi faktor genetik dan lingkungan berperan jadi pemicu. Umumnya, migrain dialami oleh seseorang yang stres, mengalami perubahan hormonal, konsumsi makanan tertentu seperti alkohol, keju, ataupun cokelat. Bahkan, kebanyakan tidur maupun aroma parfum juga bisa memicu sakit kepala sebelah.
5. Aneurisma otak
Penurunan fungsi pada pembuluh darah otak disebut aneurisma otak yang biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali pecah, pendarahan, dan berpotensi mengancam jiwa. Gejala sakitnya seperti kepala dipukul keras dan satu sisi tubuh terasa lemah. Selain itu, aneurisma otak sering diikuti gejala mual, muntal, hilang kesadaran, kejang, leher sakit dan kaku.
Sakit kepala tentu tidak nyaman, tetapi bisa disembuhkan di rumah jika kondisinya tidak parah. Seperti setelah kurang tidur, kebanyakan tidur, stres, dan mendekati siklus menstruasi, maka bisa diatasi dengan cara-cara sederhana seperti mandi air hangat, minum teh herbal untuk merilekskan, atau melakukan hobi untuk mendistraksi ketegangan.
Tetapi apabila sakit kepala dirasakan terus menerus, baik disertai atau tidak disertai gejala lain, maka Anda perlu memeriksakan segera ke dokter.