Cara Mengajari Anak Berpikir Fleksibel Agar Tak Ribet Saat Dewasa Nanti
Ilustrasi cara mengajari anak berpikir fleksibel (Gustavo Fring/pexels)

Bagikan:

SURABAYA - Cara pikir akan berpengaruh pada kehidupan seseorang saat dewasa. Salah satu cara pikir yang sangat disarankan adalah menerapkan cara pikir fleksibel. Bahkan, orang tua bisa menerapkan cara mengajari anak berpikir fleksibel dalam parenting mereka.

Pemikiran fleksibel juga dianggap jadi kunci besaar dalam mengatur diri serta menangani emosi. Orang tua bisa mendidik buah hati untuk berpikir lebih fleksibel. Tim VOI merangkumkan beberapa tipsnya melansir Childmind, Jumat, 7 Januari.

Melibatkan Anak

Tapi ingat, beralih dari frustrasi atau kesedihan ke penerimaan dan tindakan membutuhkan waktu. Anak mungkin tidak merespons secepat yang Anda inginkan. Ketika itu terjadi, bersabarlah dan dorong si kecil untuk terus mencoba berpikir fleksibel serta bantu mengelola masalah demi membangun ketahanan.

Ketika anak sudah bangkit dari kesedihan, ajak ia membantu Anda menemukan ide terkait mengelola ketidakpastian serta perubahan yang sulit. Saat anak merasa bagian dari tim, ia memiliki rasa kontrol lebih besar sehingga mendapatkan kesempatan untuk melatih keterampilan berpikir fleksibel dalam diri.

Minta bantuan jika diperlukan

Berpikir fleksibel bisa sulit dipraktikkan jika anak mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan atau depresi atau dalam keluarga baru saja mengalami peristiwa traumatis misalnya kehilangan orang yang dicintai, pekerjaan, atau rumah.

Berada dalam kondisi ketidakpastian dapat memicu emosi yang sulit dikendalikan terutama jika anggota keluarga belum pulih dari suasana kesedihan.

Jika Anda memperhatikan anka mudah kesal, cemas, atau sedih, itu mungkin pertanda bahwa mereka sedang berjuang dengan masalah kesehatan mental. Bicaralah dengan anak tentang bagaimana perasaannya, dan hubungi dokter anak pembimbing sekolah yang dapat membantu.

Dan ingat, anak-anak bukan satu-satunya yang terpengaruh. Orang tua hanyalah manusia dan stres serta kesulitan saat pandemi dapat berdampak serius.

Jika Anda merasa sangat cemas, marah, atau sedih, Anda mungkin perlu bantuan untuk bangkit kembali. Jika sedang berjuang, sebaiknya jangan dipendam sendiri. Hubungi teman atau buat janji dengan terapis maupun dokter. Merawat diri sendiri adalah bagian penting dari merawat keluarga Anda.

Jadilah Contoh Baik untuk Anak

Anak mencari petunjuk dari orang tua tentang bagaimana berperilaku. Memberi contoh berpikir fleksibel yang sehat akan membantu Anda serta si kecil mengembangkan kebiasaan yang lebih baik dan merasa tidak terlalu kewalahan ketika segala rencana tidak berjalan seperti harapan.

Mengungkapkan pikiran dengan lantang saat Anda memecahkan masalah adalah cara tepat dalam memberi contoh pada si kecil.

Misalnya, jika seorang kerabat membatalkan janji makan malam di restoran, Anda bisa mengatakan kekecewaan dengan cara yang sehat, seperti “Wah, itu mengecewakan. Tapi bagaimana kalau kita buat rencana untuk hari lain”. Ketika anak melihat Anda menavigasi perubahan dengan bijak dan berfokus pada solusi, mereka akan cenderung melakukan hal yang sama.

Namun, penting juga membiarkan anak mengetahui saat Anda mengatasi masalah tanpa solusi. Saat ia bertanya tentang kapan pandemi akan berakhir, misalnya. Katakan sejujurnya dan tunjukkan pada si kecil bahwa ketidakpastian tak selamanya harus dihadapi dengan ketegangan.

Validasi Emosi

Mengelola kekecewaan atau ketidakpastian itu sulit. Untuk itu, Anda sebagai orang tua perlu memvalidasi perasaan anak saat ia merasakan hal tersebut. Ingatlah, ketika anak merasa didengar dan dipahami, mereka cenderung mengesampingkan emosi negatif dan lebih mampu bergerak untuk menemukan solusi.

Artikel ini telah tayang dengan judul Demi Ketenangan Hidup, Begini Cara Mudah Mengajari Anak Berpikir Fleksibel.

Selain terkait cara mengajari anak berpikir fleksibel, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.