5 Perlindungan Diri untuk Anak yang Bisa Diajarkan untuk Bertahan Hidup saat Kondisi Darurat
Ilustrasi memberikan pelajaran perlindungan diri untuk anak (Juliane Lieberm/Unsplash)

Bagikan:

SURABAYA - Membekali strategi perlindungan diri untuk anak adalah bagian dari parenting. Memberikan bekal perlindungan diri untuk anak juga sangat penting agar buah hati tahu harus bersikap apa saat dalam mara bahaya. Saking pentingnya, hal itu jadi salah satu bagian dari cara mendidik anak.

Menjauhakn anak dari mara bahaya tidak sama dengan membatasi kegiatan anak di luar rumah. Kondisi kedaruratan bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Kondisi tersebut seperti penculikan, bullying, hingga kekerasan lainnya.

BACA JUGA:


Agar hal buruk bisa diantisipasi, orang tua bisa mulai memberikan bekal perlindungan diri untuk buah hati.

Membekali Perlindungan Diri untuk Anak 

Psikolog klinis sekaligus pendiri konsultasi pengasuhan Aha! Parenting, Dr. Laura Markham, melansir Aha Parenting, Senin 24 Januari, memaparkan betapa pentingnya mengajarkan perlindungan diri pada anak.

Menurut dr Markham, hal tersebut harus dimasukkan ke dalam daftar keselamatan keluarga. Ia menyatakan bahwa daftar keselamatan keluarga bukan hanya berupa bagaimana melindungi atau menyelamatkan diri dari cedera fisik, melainkan juga masalah lain yang menyerang kesejahteraan seseorang.

Dr. Markham menunjukkan apa saja yang harus dilakukan orang tua untuk memberikan pengajaran membela diri pada anak anak, seperti berikut ini.

1. Ajarkan cara cari tempat aman

Agar anak dapat selamat, Anda bisa memperkenal kriteria tempat yang aman. Misal, saat ia ingin ke rumah teman, pastikan jika ia sudah mengenal keluarga temannya.

Jika anak pergi ke luar, ajarkan ia menggunakan instingnya untuk menghindari tempat yang kurang nyaman seperti terlalu sepi, dipenuhi dengan orang yang menatapnya, dan hal lainnya. Bila ia merasa tidak aman, ajarkan ia untuk segera berpindah tempat.

2. Perkenalkan bahaya orang asing

Banyak orang tua mengajarkan anaknya untuk tidak berinteraksi dengan orang lain. Akan tetapi, menurut Dr. Markham, alih-alih selalu membayangi mereka dengan bahaya orang asing, ada baiknya ajarkan mereka untuk memercayai naluri mereka dan membela diri mereka sendiri.

3. Bekali anak senjata Anti-Bullying

Tidak sedikit anak yang mengalami bullying. Hal tersebut bahkan bisa terjadi di sekolah, tempat mereka seharusnya mendapat perlindungan. Pelaku bullying menjadikan anak-anak yang mereka anggap rentan sebagai sasaran.

Oleh karenanya, orang tua harus memastikan anak-anak memiliki self esteem yang tinggi serta hubungan yang kuat baik dengan keluarga maupun teman sebaya untuk mencegah bullying.

4. Cara minta bantuan

Bila ada yang membuat mereka tidak aman, ajarkan untuk segera pergi, melawan balik, dan berteriak, "Tolong aku! Ini bukan orang tuaku!" Bila mereka berada di tempat umum, ajari dia untuk lari ke seorang ibu dengan seorang anak, yang umumnya dapat diandalkan untuk membantu.

5. Cegah upaya pelecehan seksual

Patut diperhatikan oleh orang tua bahwa bahaya ini tidak hanya mengancam anak perempuan, namun juga orang laki-laki. Ajarkan pada anak area mana yang tidak boleh dilihat dan disentuh orang lain. Di samping itu ajarkan mereka untuk berkata “TIDAK” saat ada orang yang melakukan hal yang membuatnya tidak nyaman.

Terkait