Mengapa Materi Tak Menjamin Kebahagiaan? Ini 5 Alasannya
Ilustrasi hidup penuh kebahagiaan (Unsplash/Naitian Tony Wang)

Bagikan:

SURABAYA - Hidup bahagia jadi salah satu tujuan penting manusia. Sayangnya tak semua orang bisa mendapatkannya. Banyak orang yang mencoba menerapkan strategi, langkah, dan berbagai cara untuk hidup bahagia. Salah satu yang kerap dikaitkan dengan kebahagiaan adalah materi. Padahal, materi tak menjamin kebahagiaan. Anggapan tersebut bahkan bisa merusak kesehatan mental.

Patut digarisbawahi bahwa kebahagiaan tak ada hubungannya dengan materi. Setidaknya ada 5 alasan yang mendasari anggapan tersebut yakni sebagai berikut.

2. Materi bukan patokan

Cobalah mengubah persepsi, kata Cottone. Standar yang kita gunakan hampir selalu relatif karena kita membandingkan dengan rekan-rekan kita.

Standar tersebut membentuk citra diri dan kebahagiaan kita, lho. Artinya, karena acuannya adalah standar tersebut, kita jadi enggak mengenali perasaan kita sendiri. Ini menyebabkan hidup jauh dari bahagia bahkan bisa bikin berkecil hati.

3. Orang yang cukup materi belum tentu bahagia

Dalam praktiknya, Cottone menangani klien yang ia sebut dengan Lena. Lena merupakan orang yang berkecukupan dan tak kurang apapun secara meteriil. Tetapi ia tidak bahagia karena kerap menipu diri sendiri salah satunya dengan membeli tas seharga 1.000 dolar.

Menipu diri sendiri merupakan problem seseorang sehingga sulit merasakan bahagia. Maka apapun yang dipunya, patut bersyukur sehingga membuatnya lebih bermakna dan kita jadi lebih bahagia.

1. Materi akan membuat Anda terjebak dan suka membandingkan diri

Sesuatu yang terlihat, seperti tas bermerek, kendaraan mewah, dan rumah yang megah, kerap membuat kita terjebak. Menurut psikolog klinis dan asisten profesor psikiatri di Renaissance School of Medicine, Stony Brook University, John G. Cottone, Ph.D., membandingkan diri membuat seseorang sering jatuh dalam perangkap relativitas materiil.

Jadi enggak perlu membuat patokan dia punya A sedangkan saya punya B, makanya si dia lebih bahagia. Bukan kepemilikan materi yang membuat orang bahagia tetapi penerimaan diri yang hadir dalam satu situasi.

5. Pentingnya membangun pertumbuhan diri demi tujuan

Hal-hal yang bersifat materi mungkin bisa jadi tujuan, tetapi yang lebih esensial adalah pertumbuhan diri alih-alih seberapa besar saldo di rekening.

Saran Cottone, setiap orang perlu mendefinisikan tujuan, terutama yang berhubungan dengan ketenangan emosional. Jadi kalau tujuannya mau bahagia, apa yang membuat kebahagiaan paripurna? Tentu bukan hanya soal materi ‘kan.

4. Hidup optimis dan menghargai usaha lebih berpotensi merasakan bahagia

Menurut cerita Cottone dilansir Psychology Today, pasiennya yang lain berpenghasilan kurang dari jumlah kebutuhan hidup dalam setahun. Ia menggantungkan pada asuransi yang diberikan negara. Namun, Omar merupakan orang yang optimis dan menghargai usahanya.

Ini berarti kebahagiaan bukan jaminan dari materi, tetapi bagaimana kita berusaha dan mengapresiasi kerja keras yang ternyata memengaruhi harga diri dan kebahagiaan.

Artikel ini telah tayang dengan judul 5 Alasan Kenapa Materi Tidak Menjamin Kebahagiaan.