Cara Minum Obat Rutin saat Puasa Menurut Anjuran Kemenkes RI
Ilustrasi cara minum obat saat puasa (Freepik/Kroshka Nastya)

Bagikan:

SURABAYA - Umat Islam tengah menjalankan ibadah puasa, yakni menahan haus dan lapar dari Subuh hingga Magrib. Meski tak wajib untuk masyarakat yang sakit, Anda yang tengah mengonsumsi obat secara rutin bisa menjalankan ibadah puasa tanpa mengganggu jadwal minum obat. Lalu, bagaimana cara minum obat rutin saat puasa?

Kemenkes RI punya anjuran agar puasa dan pengaturan jadwal minum obat, yakni sebagai berikut mengutip laman resminya.

1. Minum obat saat sahur atau berbuka

Apabila resep obat diminum sekali sehari, Anda bisa mengonsumsi obat saat sahur atau berbuka. Bisa memilih salah satu dari waktu tersebut sehingga tidak membatalkan puasa dan kesehatan tetap terjaga.

2. Minum obat saat sahur dan berbuka

Berbeda dengan sebelumnya, jika obat harus diminum dua kali sehari maka bisa diminum saat berbuka dan sahur. Setelah berbuka puasa, Anda bisa meminum obat yang pertama dan yang kedua sebelum memasuki waktu imsak.

3. Jarak tiap 5 jam antara berbuka dan sahur

Tak perlu risau, bagi Anda yang harus minum obat tiga kali sehari. Menurut anjuran Kementerian Kesehatan, Anda bisa memberi jarak setiap 5 jam dalam minum obat. Jarak tersebut terhitung dari mulai berbuka hingga sahur. Obat tersebut dapat diminum pukul 18.00, 23.00, dan 04.00.

4. Beri jarak 30 menit sebelum makan pokok

Beberapa jenis obat, diresepkan untuk diminum sebelum makan besar. Nah, Anda bisa menyiasati dengan minum obat sebelum makan saat berbuka dan sahur dengan jarak 30 menit.

5. Jarak 5-10 menit setelah makan

Jika obat harus diminum setelah makan, beri jarak sekira 5-10 menit. Anjuran ini bisa Anda praktikkan sesuai dengan resep yang diberikan.

Anjuran terakhir, untuk obat yang harus diminum lebih dari 3 kali sehari artinya perlu diminum antara 6-8 jam sekali.

Bagi Anda yang mendapatkan resep minum obat ini, maka tidak memungkinkan untuk menjalankan puasa. Terutama bagi yang harus mengonsumsi antibiotik atau jenis obat lainnya dari dokter. Untuk itu, konsultasikan pada dokter atau ahli supaya mendapatkan solusi paling tepat.