SURABAYA – Beberapa hari jelang Idulfitri, banyak dari kita yang mulai banyak menerima hadiah keranjang-keranjang kecil. Isinya beragam, mulai dari makanan ringan, alat mandi atau mungkin alat kesehatan atau mensterilkan diri di tengah COVID-19 ini. Ini adalah sejarah tentang hamper, keranjang-keranjang ragam isi itu.
Hamper telah teruji jadi solusi hadiah yang fantastis di momen hari raya. Konsep hamper pertama kali diperkenalkan oleh Prancis kepada Inggris pada abad ke-11.
BACA JUGA:
Sejarah Hamper Awalnya Bersifat Sumbangan
Kala itu hamper digunakan sebagai sesuatu yang bersifat sumbangan. Isinya terdiri dari makanan, minuman dan pakaian.
Hamper dirancang untuk menyediakan kebutuhan keluarga yang bisa bertahan selama berminggu-minggu. Isi hamper ditaruh di keranjang anyaman yang terbuat dari kayu pohon willow, yang nantinya keranjang tersebut dapat digunakan kembali oleh penerima.
Keranjang tersebut juga kerap digunakan untuk mengangkut makanan dan minuman pada saat berburu atau perjalanan panjang pada masa itu. Kemudian, di era Ratu Victoria, semua hal yang berhubungan dengan transportasi mulai berkembang.
Jaringan transportasi pada era ini mulai berkembang lebih baik karena adanya revolusi industri. Revolusi tersebut memungkinkan pengangkutan barang-barang makanan segar lebih mudah ke penjuru negeri.
Sejarah Hamper saat Natal dan Perayaan Lainnya
Dengan demikian, pengiriman makanan jadi jauh lebih mudah dan cepat. Hamper bukan sekadar bekal saat ekspedisi atau sumbangan bagi yang tidak mampu.
Hamper jadi tradisi pada perayaan Natal dan banyak keluarga yang saling mengirim hamper sebagai hadiah yang mewah. Selama periode ini hamper juga diberikan kepada pekerja dan pelayan oleh majikan mereka.
Hamper tersebut berupa pakaian dan makanan di dalam keranjang anyaman tradisional untuk diberikan kepada mereka saat Natal. Hamper untuk pekerja dan pelayan biasanya berisi produk musiman, daging, dan buah-buahan yang diawetkan.
Pemberian hamper juga dilakukan untuk memastikan semua orang memiliki banyak stok makanan untuk dinikmati selama periode perayaan Natal. Saat perjalanan menggunakan motor meningkat sekitar 1900, beberapa hamper mulai berisi peralatan masak, seperti ceret teh dan penghangatnya.
Tujuan dari pemberian ceret tersebut adalah agar yang menerima hamper dapat menggunakannya saat berada di perjalanan. Mereka bisa istirahat sembari minum teh untuk menyehatkan diri.
Akhirnya, pada abad ke-21, hamper banyak berkembang pesat dan tidak sekadar sebagai pemenuhan kebutuhan seseorang atau keluarga. Hamper tidak lagi berisikan bahan makanan pokok.
Hamper di masa itu juga berisi makanan ringan, seperti biskuit dan minuman, termasuk wine dan jus. Bahkan hamper jadi hadiah yang cukup diminati di kalangan kerajaan.
Pada 2014, Ratu Elizabeth II menghadiahi Paus Fransiskus hamper yang menandai pertemuan pertama mereka di Vatikan. Hamper tersebut berisikan sebotol wiski Balmoral serta telur dan madu yang berasal dari perkebunan milik kerajaan Inggris.
Artikel ini telah tayang dengan judul Sejarah Hamper sebagai Warisan Eropa yang Universal: Lebaran, Natal, dan Perayaan Besar Lainnya.
Selain terkait sejarah hamper, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.