Selain COVID-19, Ada Ancaman Baru yang Harus Dihadapi Masyarakat di Kediri
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramono. (Foto: Asmaul/Antara)

Bagikan:

KEDIRI - Pandemi COVID-19 belum selesai, masyarakat di Kediri, Jawa Timur sudah harus menghadapi ancaman baru yang mengancam mereka. Bahkan, Pemkab sudah memberi peringatan kepada masyarakat untuk waspada.

Ancaman tersebut berupa penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Hal itu terjadi menyusul tingginya curah hujan dalam beberapa waktu terakhir.

Masyarakat di Kediri Diminta Waspada

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramono di Kediri, Senin, mengatakan bahwa di musim penghujan rawan terjadi genangan air yang bisa jadi tempat nyamuk Aedes Aegypti berkembang. Oleh karenanya masyarakat diminta waspada dengan penyakit tersebut.

"Jangan sampai demam berdarah ini menjadi ancaman baru di tengah masa pandemi COVID-19 ini," katanya dilansir Antara, Senin, 15 November.

Pihaknya berupaya melakukan banyak hal sebagai upaya preventif mengantisipasi penyebaran demam berdarah tersebut.

Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk tetap berperilaku hidup bersih dan sehat.

"Pastikan lingkungan bersih dan tidak banyak genangan di tempat-tempat sampah, dan tempat lain yang berpotensi timbulnya genangan," kata dia.

Ada Ratusan Kasus DB di Kediri 

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dr Ahmad Khotib mengatakan kasus demam berdarah di Kabupaten Kediri hingga kini mencapai 182 kasus. Dari jumlah itu, dua di antaranya telah meninggal dunia.

Ia mengakui saat ini memang belum ada peningkatan signifikan kasus penyakit demam berdarah tersebut. Namun, ia meminta warga mewaspadai potensi ancamannya itu.

"Memang sekarang belum meningkat, namun potensinya sangat tinggi. Karena tahun lalu puncak demam berdarah terjadi pada musim penghujan," ujar dia.

Pemantau Jentik Diminta Mulai Aktif

Pihaknya juga sudah menginstruksikan kader juru pemantau jentik (jumantik) yang ada di desa-desa untuk aktif terutama di musim hujan ini, guna mengantisipasi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti tersebut. Nyamuk itu menyebabkan penyakit demam berdarah.

"Kader jumantik kami minta selalu survei ke rumah-rumah agar tidak ada jentik-jentik yang tumbuh," kata dia.

Pihaknya juga mengajak seluruh masyarakat untuk aktif menerapkan perilaku hidup sehat serta menjalankan 3M (menguras, menutup, dan mengubur). Hal itu sebagai upaya mencegah nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.