Relokasi Hunian Warga Terdampak Semeru Bakal Dipercepat
Kondisi permukiman usai erupsi Semeru (ANTARA)

Bagikan:

SURABAYA - Penanganan korban erupsi Semeru terus dilakukan. Terbaru, status penanganan pascaerupsi Gunung Semeru sudah memasuki masa transisi darurat ke pemulihan. Di masa tersebut relokasi hunian warga terdampak Semeru jadi prioritas.

Status masa tanggap darurat sendiri sebelumnya sudah ditetapkan sejak tanggal 4 hingga 24 Desember 2021.

Bupati Lumajang juga sudah menetapkan surat keputusan bernomor 188.45/556/427.12/2021 tentang Penetapan Peralihan Masa Tanggap Darurat ke Masa Transisi Darurat.

Relokasi Hunian Warga Terdampak Semeru Dipercepat

Plt. Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, masa transisi darurat yang ditetapkan pemerintah Kabupaten Lumajang akan dilakukan selama 90 hari. Di masa tersebut ada prioritas yang diambil.

"Salah satu prioritas pada fase transisi ini yaitu percepatan relokasi hunian sementara (huntara)," jelas Abdul Muhari dalam keterangannya, Senin, 27 Desember.

Pada masa tanggap darurat perpanjangan kedua yang dilakukan sebelumnya, pemerintah daerah sudah menetapkan lahan untuk pembangunan hunian sementara atau huntara. Dua lokasi yang dipilih ada di Desa Sumbermujur di Kecamatan Candipuro dan Desa Oro-Oro di Kecamatan Pronojiwo.

"Lokasi relokasi telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Area yang diperuntukkan untuk relokasi seluas total 90,98 hektare," ujar Abdul Muhari.

Ratusan Rumah Warga Rusak

Saat ini, pemerintah daerah tengah membersihkan lahan area lokasi huntara. Pembersihan lahan masih berlangsung di Desa Sumbermujur. Selain itu, alat berat juga dikerahkan untuk pelebaran jalan dan pengaspalan. Hal ini untuk mempermudah aktivitas warga nantinya.

Sementara itu, Data Pos Komando (Posko) Penanganan Darurat Bencana Erupsi Gunung Semeru per Sabtu, 25 Desember pukul 18.00 WIB, tercatat total rumah rusak mencapai 1.027 unit.

Rumah rusak tersebar di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, dengan kategori rusak berat 505 unit, sedangkan di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, rumah rusak berat 85 unit dan rusak berat 437 unit.

Lalu, total warga mengungsi pada Sabtu (25/12) berjumlah 9.417 jiwa yang tersebar di 402 titik. Konsentrasi pengungsian terpusat di 3 Kecamatan, yaitu di Pasirian 15 titik 1.657 jiwa, Candipuro 22 titik 3.897 jiwa dan Pronojiwo 7 titik 1.136 jiwa.

Sedangkan pengungsian di luar Kabupaten Lumajang berada di Kabupaten Malang 9 titik 341 jiwa, Probolinggo 1 titik 11 jiwa, Blitar 1 titik 3 jiwa dan Jember 3 titik 13 jiwa.