Susu Sapi untuk Bayi? Dokter Jae Kim: Kami Menganjurkan untuk Menghindari
Ilustrasi susu sapi untuk bayi dan anak 1 tahun (iStockphoto)

Bagikan:

SURABAYA - Memberikan asupan air susu ibu (ASI) kepada bayi yang baru lahir sangat penting. Sayangnya, banyak orang tua yang memilih untuk memberikan susu sapi untuk bayi mereka. Lalu, apakah langkah tersebut aman dari sisi kesehatan dan ilmu parenting?

Susu Sapi untuk Bayi

Menurut American Academy of Pediatrics, susu sapi tidak tak bisa dan tak boleh menggantikan ASI atau susu formula. 

Harus diketahui bahwa formula susu sapi berbeda dengan ASI. Artinya, menurut dokter Jae Kim dilansir Live Science, susu sapi tak boleh diminum oleh bayi. Susu sapi mengandung protein yang sulit dicerna bayi. Bahkan susu ini tidak cukup mengandung vitamin dan mineral penting yang membantu bayi berkembang.

Menurut penjelasan Direktur Divisi Neonatologi di Rumah Sakit Anak Cincinnatii, produsen susu formula yang menggunakan susu sapi, umumnya menghilangkan dan mengubah protein sehingga formulanya bermanfaat menyokong pertumbuhan bayi.

Bayi baru lahir hingga usia 6 bulan, memiliki sistem pencernaan, ginjal, dan sistem kekebalan tubuh yang belum kuat untuk mentolerir protein dari susu sapi. Karena masih dalam masa perkembangan menuju sempurna mengemban fungsinya, maka orang tua wajib menghindari memberikan susu sapi kepada buah hatinya sebelum sistem pencernaannya benar-benar kuat.

Mengancam Ginjal Bayi

Dalam susu sapi, mengandung konsentrasi protein tinggi dan mieneral. Menurut anjuran American Academy of Pediatrics, perlu dihindari karena dapat membuat ginjal bayi yang baru lahir stres dan menyebabkan diare serta demam.

“Itu sebabnya kami menganjurkan untuk menghindari susu sapi untuk tahun pertama kehidupan,” tutur Kim.

Sementara sebagian bayi di atas 6 bulan, mungkin lebih bisa menerima protein asing yang pada beberapa bayi, jika tak cocok bisa menyebabkan peradangan melalui sistem alergi. Respons alergi dapat menyebabkan peradangan pada usus bayi atau pendarahan mikroskopis di lapisan usus mereka, terang Kim.

Potensi Sebabkan Anemia

Karena susu sapi tak bisa memenuhi kebutuhan zat besi pada bayi, ini juga rawan menyebabkan anemia. Artinya, secara keseluruhan, susu sapi dapat menyebabkan bayi menjadi tak sehat.

Kim menjelaskan lebih lanjut, risiko akan lebih rendah dialami seiring bertambahnya usia. Pada usia setelah 6 bulan, bayi memasuki usia MPASI. 

Nah, karena susu bukan satu-satunya sumber nutrisi, mungkin bayi akan mendapatkan nutrisi cukup dari sumber makanan lain. Pada usia ini, meski bayi memiliki usus, ginjal, dan sistem kekebalan yang lebih matang, perlu dipertimbangkan lagi apabila memberi susu sapi.

Perhatikan Gejala Alergi

Ketika harus memberikan susu sapi untuk makanan tambahan pada bayi usia di atas 1 tahun, pakai sistem perkenalan dan perhatikan tanda serta gejala reaksi alergi.

Perlahan berikan sedikit demi sedikit, hindari memberikan langsung banyak karena akan mengejutkan sistem pencernaan bayi. Gejala yang perlu Anda amati, secara bertahap apakah bayi mengalami gumoh atau lebih sering diare.

Efek paling buruk jika mengalami intoleran pada susu sapi, ketika menemukan darah pada tinja. Ini menandai terjadinya peradangan di usus besar. Gejala ini biasanya diiringi raut wajah membengkak, lebih pucat, dan badan lemas. Jika mengalaminya, hentikan segera memberikan susu sapi dan konsultasikan pada dokter anak.